Pandemi Corona, BI Sibolga Ajak Warga Transaksi Nontunai

foto dok
FOTO: Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Suti Masniari Nasution. (Foto: Dok-snt)

SmartNews, Tapanuli – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sibolga, Suti Masniari Nasution mengajak masyarakat untuk menerapkan transaksi nontunai ketika berbelanja barang kebutuhan pokok sehari-hari.

Menurut Suti Masniari, hal ini untuk mencegah penyebaran corona virus disease (Covid-19).

Bacaan Lainnya

“Caranya, menggunakan alat pembayaran uang elektronik (e-Money), mobile banking atau internet banking, serta menggunakan QR Code Indonesia Standard (QRIS),” ujar Suti kepada wartawan, Rabu (22/4/2020).

Lebih lanjut Suti Masniari Nasution menjelaskan, penerapan transaksi nontunai ini merupakan upaya paling efektif dalam pencegahan dan penyebaran covid-19, di wilayah kerja KPw BI Sibolga maupun di Indonesia secara umum.

KPw BI Sibolga, katanya, akan terus mendorong masyarakat untuk bertransaksi secara nontunai, termasuk penggunaan QRIS yang transaksinya berlangsung seketika, sehingga aman digunakan.

“Masyarakat harus bijak bertransaksi. Jadi, tidak hanya pada masa pandemi corona saja, kalau bisa transaksi nontunai ini digunakan masyarakat secara terus menerus,” jelasnya.

Sambungnya lagi, jika masih memilih bertransaksi menggunakan uang rupiah, segeralah cuci tangan atau gunakan cairan disinfektan setelah bertransaksi. Hal ini juga efektif untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

Dia menambahkan, untuk memiminalisir penyebaran covid-19 melalui uang rupiah, BI telah menetapkan 3 langkah kebijakan.

Pertama, pengaturan setoran uang yang diterima dari perbankan maupun dari penyelenggara jasa pengolahan uang rupiah (PJPUR).

“Uangnya dikarantina selama 14 hari, kemudian disemprot disinfektan, lalu kembali dilakukan pengolahan dan distribusi ke masyarakat,” terang Suti.

Kedua, melakukan penguatan higienitas sumber daya manusia (SDM) dan perangkat pengolahan uang rupiah.

“Langkah ketiga, berkoordinasi dengan perbankan atau PJPUR untuk menerapkan langkah pengolahan uang rupiah dengan memerhatikan aspek keamanan, kesehatan keselamatan kerja (K3),” tutupnya.

 

Editor: Rank

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *