SmartNews, Tapanuli – Anggota DPRD Sumut, Jonius Taripar Hutabarat mengungkapkan apa yang ia alami saat melakukan reses di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) beberapa hari terakhir.
Itu makanya, JTP panggilan singkatnya sempat meluapkan kekesalannya di akun Facebook-nya pada Selasa (12/5/2020).”
“Kan kami sekarang lagi acara reses di Taput. Jadi ketika kita melakukan reses, Satpol PP merazia kita,” kata JTP menjawab SmartNews, Tapanuli saat dikonfirmasi lewat selulernya, Rabu.
Menurut politisi Partai Perindo itu, kejadiannya pada Selasa )12/5/2020). “Apa alasan Satpol PP merazia kita,” tegasnya.
Mantan Kapolres Taput itu didatangi oleh petugas Satpol PP yang menjabat sebagai Kepala Bidang. JTP juga mengenalnya.
Ditanya apa alasan petugas Satpol PP merazia saat dirinya reses? JTP menyebut bahwa alasannya adalah karena sedang pandemi Covid-19. “Katanya karna Covid-19, gak boleh reses,” ungkapnya.
Kemudian ditanya lagi, apakah ada aturan yang melarang jika Anggota DPRD tidak diperbolehkan reses akibat corona? Dia menyebut, aturannya tidak ada.
“Sekarang kan dasar hukumnya gini, kita pun di pemerintahan, banyak hal yang berbeda pendapat wajar itu, di DPR pun beda pendapat juga. Cuman pendapat kami gini, di negara kita ini ada tiga lembaga, Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif. Ketiga lembaga ini tetap bekerja sampai sekarang, mau ada Corona ini tetap bekerja,” jelasnya.
“Demikian juga dengan pelaku kejahatan, gak mungkin juga gak ditangkap. Ada yang merampok, kan gak mungkin gak ditangkap karena Corona. Jadi tetap semua berjalan. Begitu kami DPR, kami tetap menjalankan tugas kami sebagai wakil rakyat mengawasi pemerintah,” paparnya.
Jonius juga mengungkapkan bahwa reses yang ia lakukan di Taput tetap mengikuti protokoler pencegahan Covid-19. Dia menyebut dirinya memakai masker, bahkan ikut membagi masker dan sembako kepada warga yang ia temui.
“Nah, melaksanakan itu (reses) kita tidak mengindahkan aturan yang berlaku dengan masa pandemi Corona sekarang. Kami tidak mengindahkan aturan itu. Aturan yang dilanggar kan tidak berkumpul, jaga jarak, pakai masker,” sebutnya.
“Kan itu, kita lakukan itu, tidak berkumpul, tidak pakai tenda, tapi datang kita door to door, kemudian kita datang ke kedai-kedai. Itu yang kita lakukan, pakai masker kita. Bahkan kita membagi masker dan memberikan pemahaman kepada masyarakat,” lanjutnya menerangkan .
Jonius Taripar Hutabar Sudah Tiga Hari Reses di Taput
“Hari pertama camat yang datang nanya-nanyain. Hari kedua ada aja statemen segala macam. Hari ketiga kita dijumpai sama Satpol PP itu, menanya ini apa?,” ketusnya.
Lantas saat Kabid Satpol PP itu mendatangi Jonius, ia juga ditanya soal izin. “Mana izinnya katanya. Izin apa? Kami surat perintah mana ada izin, ributlah kita,” jelas pria yang pernah jadi calon bupati Taput itu.
Lalu, apa sebenarnya yang terjadi? “Masyarakat pasti menilai,” jawabnya.
“Sekarang saya selaku DPR kan membantu pemerintah, mengawasi pemerintah. Saya juga memberikan sembako, kita memberi masker. Ada yang salah? Kan tidak ada yang salah kan?,” tanyanya.
“Pasti ada kejanggalan. Kenapa saya harus dilarang. Tidak ada haknya Satpol PP menanyakan saya. Kenapa? saya itu bagian dari legislatif, Satpol PP itu bagian eksekutif,” terangnya.
“Di pemerintahan itu, eksekutif malah pengawasan dilakukan oleh legislatif, jadi terbalikkan? Yang saya lakukan adalah undang-undang. Sementara mereka itu mampu hanya merazia sebatas kebijakan daripada daerah, yaitu perda,” paparnya .
Meskipun hal itu terjadi, Jonius Taripar Hutabarat masih melanjutkan reses di Taput. “Lanjut saya. Sekarang pun saya lanjut ini di Kecamatan Pagaran. Makanya saya bilang, kalau yang kek gini kan ada tendensius, negatif menurut saya. Kalau dibilang pasti adalah muatan politik yang lain. Itu yang kita sesalkan,” pungkasnya. (snt)