3 Jam Terombang-ambing di Pulau Mursala, 39 Penumpang Kapal Berhasil Dievakuasi

WhatsApp Image 2020 06 21 at 18.24.50
FOTO: Tim SAR Mengevakuasi Wisatawan dari Kapal di Tengah Laut. (Foto: Basarnas)

SmartNews, Tapanuli – Puluhan wisatawan yang sebelumnya dikabarkan terombang-ambing di dalam kapal akibat mati mesin di sekitar Pulau Mursala, Tapanuli Tengah (Tapteng), Minggu (21/6/2020) telah berhasil dievakuasi dengan selamat oleh Tim Sar.

Wisatawan asal Kota Sibolga itu dievakuasi dengan selamat oleh Tim SAR dengan menggunakan Kapal KN SAR Nakula ke Dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga di Pondokbatu, Kecamatan Sarudik, Tapteng.

Bacaan Lainnya

Kapten Kapal KN SAR Nakula, A Telaumbanua di Dermaga PPN Sibolga Pondokbatu Sarudik kepada wartawan menjelaskan, kapal nelayan pembawa sebanyak 39 wisatawan itu berjenis pukat cincin KM Doa Poma, berangkat dari tangkahan Sibolga untuk berwisata ke Pulau Kalimantung. Namun dalam perjalanan, tepat di Pulau Mursala, mesin kapal tiba-tiba mati.

“Seluruhnya yang kita evakuasi sebanyak 39 orang. Semuanya penumpang kapal tersebut selamat,” kata Telaumbanua didampingi Korpos SAR Sibolga, Hari Susanto.

Sementara itu, salah satu penumpang kapal, Abdi Tanjung menceritakan bagaimana kapal nelayan yang mereka tumpangi itu mengalami mati mesin.

“Awalnya kami mau menuju Kalimantung bersama kawan-kawan berwisata. Baru perjalanan sekitar satu setengah jam, tiba-tiba mesin kapal mati,” kata Abdi.

“Saat itu, sebagian anak-anak dan perempuan kami evakuasi ke pulau putri dengan meminta tolong kepada nelayan lainnya yang ada di sana karena melihat cuaca sudah mulai gelap,” jelasnya.

Dia mengatakan, sempat meminta pertolongan kepada pemilik kapal yang ada di Kota Sibolga. Namun kapal yang datang tak mampu mendekati kapal KM Doa Poma akibat cuaca buruk.

“Gelombang pun besar, sebagian perempuan yang tinggal di kapal yang kami tumpangi udah mulai panik,” katanya.
Saat itu, lanjut Abdi, ketinggian gelombang mencapai sekitar 3 hingga 4 meter. “Sekitar tiga jam lah kami terombang ambing,” ujarnya.

Para wisatawan terdiri dari orangtua, perempuan, laki-laki, remaja serta ada juga beberapa orang anak-anak. (snt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *