Jadi Miliarder, Puluhan Warga Tuban Dicoret dari Daftar Penerima Bansos

mobil
Warga Tuban borong mobil (Foto file: detikcom_Ainur Rofiq)

SNT – Sebelum menjadi miliader dan borong mobil, puluhan warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, hanya seorang petani.

Mereka diketahui seorang petani yang setiap hari pergi ke sawah dan beternak sapi. Layaknya seorang petani di daerah-daerah lain, mereka pergi ke sawah pagi hingga siang atau sore.

Kehidupan mereka pas-pasan dan tergolong kekurangan, karena sehari-hari mereka harus memenuhi kebutuhan pupuk dan pakan sapi.

Tentu saja hasil panen padi masih menunggu berbulan-bulan. Sama halnya saat warga beternak sapi, mereka menunggu ada yang membeli.

Mereka yang tercatat kurang mampu akhirnya mendapat bansos. Setiap bulannya untuk menopang ekonomi yang pas-pasan, mereka mendapat bantuan uang Rp 200 ribu dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kemensos sejak tahun 2018 silam.

Namun kini, 27 warga yang hidupnya pas-pasan berbalik menjadi miliader. Bahkan desanya berubah menjadi kampung miliader Tuban.

Mereka tidak lagi menjadi penerima bansos. Hal itu diungkapkan Tim Pendamping Bantuan Sosial Pangan (BSP) atau Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jenu, Imron.

Dia mengaku melakukan validasi ulang sejak ada viral kampung miliader. “Ada 27 keluarga penerimaan manfaat (KPM) yang ditemukan sudah mampu. Ini divalidasi ulang dicoret keluar dari keluarga miskin di Desa Sumurgeneng,” kata Imron kepada detikcom saat dikonfirmasi, Sabtu (20/2/2021).

Katanya, rata rata 27 warga yang selama ini menerima bansos, rela namanya dicoret dari data KPM untuk dialihkan ke warga miskin lainnya.

“Tidak ada yang keberatan, karena mereka semua sadar jika sudah mampu. Mereka rela didelet dari penerima BPNT, agar kuotanya bisa diberikan pada orang lain,” ujar dia.

Sementara di Desa Sumurgeneng, ada 288 keluarga penerima manfaat dari BPNT. Setelah tim melakukan verifikasi dan turun ke lapangan, ditemukan 27 KPM yang dianggap sudah mampu setelah mendapat uang ganti rugi lahan dari proyek kilang minyak.

Kemudian mereka dicoret sebagai penerima bantuan BPNT melalui aplikasi Sistem Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG).

“Sudah diverifikasi oleh petugas SIKS-NG dan perangkat desa yang sudah mendapatkan uang lahan harus dikeluarkan dari penerimaan BPNT,” kata Imron.

Sebelumnya, warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, beramai-ramai memborong mobil baru hingga videonya viral.

Hal itu terjadi usai mereka menerima uang ganti rugi lahan untuk kilang minyak. Nominalnya beragam, namun kebanyakan mencapai miliaran rupiah. Sehingga kini, desa tersebut disebut kampung miliarder. (dtc/snt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *