TAPTENG – Gerakan aksi Posyandu Serentak dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatra Utara (Sumut) dilaksanakan di halaman sekolah SMP Negeri 2 Pandan Nauli, Sabtu (27/12024).
Pj Bupati Sugeng Riyanta mengatakan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Pemkab Tapteng) terus menyiapkan berbagai langkah strategis untuk percepatan penurunan angka stunting dengan melakukan kegiatan kolaboratif dengan melibatkan peran semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan stakeholder.
Dijelaskan, prevalensi stunting di Kabupaten Tapteng tahun 2023 berada di angka 31 persen.
Untuk itu, Pj Bupati Sugeng Riyanta menekankan bahwa di tahun 2024 diwajibkan harus menurun hingga di angka 14 persen.
“Tahun 2023 stunting kita tinggi itu 31 persen, dan tahun ini kita diwajibkan pemerintah harus 14 Persen, berarti 17 persen harus kita tuntaskan. Ini bukan masalah sederhana. ini nggak bisa diselesaikan dengan banyak pidato, ini tidak bisa diselesaikan dengan ceremony hanya bisa diselesaikan dengan aksi nyata kolaboratif,” tegas Sugeng.
Dikatakannya, semua potensi anggaran yang ada harus didayagunakan/ dioptimalkan untuk melakukan penurunan stunting.
“Ketika stunting tidak bisa ditangani dengan baik maka kecerdasan generasi bangsa hingga anak cucu akan dalam keadaan zona yang memprihatinkan,” kata Sugeng Riyanta.
“Aksi hari ini baru aksi pembuka, nanti ada ceremony tetapi yang utama saya minta tim pengendalian stunting. Kemarin kami sudah berikan arahan, kita melakukan optimalisasi langkah-langkah tahun kemarin yang saya lihat sifatnya banyak ceremony itu harus dihilangkan. kita harus nyata tidak boleh lagi kita menurunkan stunting meneruskan kemiskinan tetapi rapatnya di hotel. Banyak biaya digunakan untuk rapat tetapi untuk membeli susunya lebih sedikit itu yang menjadi arahan saya kepada tim pengendali,” paparnya.
Di kesempatan ini, Sugeng Riyanta minta kepada para Kepala Puskesmas untuk betul-betul menangani masalah stunting tersebut dengan baik dan nyata.
“Saya minta paket dari stunting adalah pengentasan kemiskinan ekstrem tadi saya sampaikan. Angka kemiskinan ekstrim kita di akhir 2023 kemarin 2,70% dari jumlah penduduk kita kira-kira angkanya 10.000. Nah ini yang menjadi tugas kita bersama,” katanya.
“Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada stakeholder, pemangku kepentingan yang telah melaksanakan kegiatan ini. Kami mohon dukungan dari segenap forum koordinasi pimpinan daerah untuk dapat kiranya mensupport. Kami titip, mohon bantu teman-teman Babinkamtibmas, Babinsa, tapi bisa bersama-sama dengan kepala desa, kepada kelurahan, Puskesmas untuk terus bersama-sama bergotong-royong bersama, pintanya.
Lebih lanjut Sugeng Riyanta menyampaikan bahwa penanganan stunting tidak hanya tugas satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Penanggulangan stunting tugas bersama, mulai dari pemerintah daerah sampai dengan pemerintah desa, institusi terkait dan pihak swasta, serta semua elemen masyarakat juga harus ikut berperan.
“Penanganan stunting harus dengan gotong royong dan kebersamaan semua pihak. Pemerintah, swasta, organisasi profesi dan lain sebagainya harus ikut membantu menyelesaikan permasalahan ini,” Sugeng.
Pj Bupati juga berharap, stunting dan kemiskinan harus diperangi bersama dan mengajak orang-orang tua untuk menjaga karakter anak-anak agar dapat mencerminkan kepribadian bangsa indonesia.
“Mohon titip tugas kita bersama ini. kalau kemudian ada anak-anak kita, adik-adik kita seperti ini kita harus berkaca, jangan-jangan kita yang salah selama ini,” pungkasnya.
Gerakan aksi posyandu serentak se-Kabupaten Tapteng ini ditandai dengan penandatanganan fakta integritas bersama serta pemukulan gong oleh Pj Bupati Tapteng.
Selanjutnya penyerahan paket asupan kepada ibu hamil dan pemberian makanan tambahan, edukasi stunting kepada pelajar SMP serta pemberian tablet bagi remaja putri. (ren)