Sibolga – Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk menegaskan Tono Dasiran alias Atak, pemilik tangkahan ikan UD Sinarmas dan juga pemilik KM Mega Top III jangan melepaskan tanggungjawabnya kepada keluarga korban.
Pengusaha KM Mega Top III harus bertanggung jawab memberikan perhatian dan bantuan kepada semua keluarga korban. Tidak bisa lepas tangan dan menyerahkan saja kepada Pemerintah.
“Dia juga harus ikut memberi perhatian,” ucap Syarfi Hutauruk disela menyerahkan santunan kematian dari Pemko Sibolga kepada keluarga alm Rizwan Naim di rumah duka di Jalan SM Raja Gang Kenanga Kelurahan Aek Parombunan, Sibolga Selatan, Kamis (15/3/2018).
Disinggung langkah selanjutnya kepada para keluarga korban lain, Syarfi mengungkapkan akan ada pembahasan lebih jauh soal hal tersebut.
Dia membeberkan, para keluarga agaknya kini semakin resah dan kecewa dan telah mengadu, pasalnya pengusaha UD Sinarmas dikhawatirkan tak mau peduli.
“Mereka kecewa kepada pengusaha (Tono Dasiran alias Atak) itu, mereka mendatangi pengusaha kapal itu untuk minta bagaimana kelanjutan perhatian dan bantuannya terhadap keluarga korban, pengusaha itu menjawab dia menyerahkan kepada Pemerintah, karena kejadian ini sudah menjadi urusan nasional katanya. Seolah mau lepas tanggung jawab,” beber Syarfi.
Syarfi mengatakan, pihaknya telah mendatangi langsung kediaman Ayu Kristina, istri alm Rizwan Naim, jenazah yang ditemukan beberapa waktu lalu di perairan Nias dan telah dinyatakan sebagai korban usai tes DNA yang dilakukan pihak kepolisian.
“Khusus kepada kedua puteri dan satu putera dari korban, juga ada sekadarnya. Untuk lebih lanjut tentang pendidikannya, masih kami pelajari,” kata Syarfi.
Diketahui, tes DNA yang dilakukan tim DVI Polda Sumut di Jakarta menyebutkan bahwa korban adalah benar Rizwan Naim, satu dari 29 korban KM Mega Top III yang dinyatakan hilang kontak sejak 3 Januari 2018 lalu. (ril)
Editor: Ren Morank