Jakarta – Imbas dari penyalahgunaan puluhan juta data pengguna Facebook, juga berimbas ke Indonesia. Sebagaimana diketahui sekitar satu juta data pengguna Facebook Indonesia terseret dalam kasus ini.
Terkait hal itu, pemerintah pun langsung memanggil perwakilan Facebook Indonesia.
Dilansir Liputan6.com, kemungkinan besar, Facebook bisa diblokir jika perwakilan tidak menjelaskan duduk perkara serta berjanji memberikan solusi.
Informasi Facebook yang kemungkinan bakal diblokir pun menuai ragam reaksi warganet. Banyak juga yang tidak setuju jika Facebook benar-benar didepak, tetapi tak sedikit juga yang setuju kalau Facebook sebaiknya ditutup.
Misalnya, Silvia Agustina salah satu warganet yang menentang rencana Facebook ditutup. Silvia adalah seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di Qatar. Ia pun meluapkan keluh kesahnya dalam sebuah video kontroversial.
Didalam video tersebut, Silvia mengatakan jika Facebook akan ditutup di Indonesia, dirinya akan melakukan aksi heboh, dengan berjalan kaki dari Purwodadi ke Jakarta dengan telanjang bulat.
“Kalau memang Facebook akan ditutup, saya akan jalan telanjang bulat! Saya akan jalan telanjang bulat dari Purwodadi sampai ke Jakarta,” sebut Silvia dengan lantang. Dirinya bahkan menunjukkan video tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan Kapolri.
Untuk diketahui, ini bukan pertama kalinya Silvia mengunggah video kontroversial. Pada akun Facebook-nya, Silvia juga sering membuat video-video yang menghebohkan. Dia bahkan sempat mengunggah video di mana dirinya marah-marah karena profesinya dicibir.
Lainnya, Silvia juga sempat membagikan beberapa video lain, yakni video Silvia yang menangis dan curhat karena masalah percintaan.
Kontroversi skandal Cambridge Analytica yang menuding data Facebook bocor. Setelah ditelisik, ternyata “bocor” bukan istilah yang tepat. Data-data tersebut bukan bocor, tapi tepatnya disalahgunakan oleh Cambridge Analytica, diduga untuk kepentingan politik.
Kemudian data-data yang diambil juga bukan isi pesan, melainkan data-data yang dicantumkan secara publik di profil seseorang.
Namun sayang, nasi sudah menjadi bubur. Telanjur ada simpang-siur mengenai hal ini, sampai-sampai DPR ikut memanggil Facebook untuk meminta penjelasan. Alhasil, timbul wacana pemblokiran Facebook.
“Itu data Facebook bukan bocor. Kalau bocor kan istilahnya kayak pipa ada air tidak tahu di mana bocornya, ini datanya dikompromikan,” ujar Rudiantara.
Sementara itu, pihak Kemkominfo sudah mengirimkan SP 2 terhadap Facebook, tapi belum ada informasi mengenai SP 3 yang berarti penutupan.
Ketika ditanya jangka waktu berlaku SP 2 menuju SP selanjutnya, Rudiantara belum memberikan jawaban definitif.
“Ya bisa sehari, sebulan, dilihat situasinya dulu,” jelas Rudiantara.
Rudiantara mengaku sudah mendapatkan penjelasan dari kantor Facebook Irlandia yang mengurus Facebook di Indonesia.
Pada keterangan Facebook Irlandia kepada Rudiantara, mereka memberikan keterangan angka terkait penyalahgunaan data yang menimpa pengguna. Rudiantara pun terus memantau perkembangan data pengguna Indonesia di Facebook. (Lp6)