Deteksi Hoax dengan 8 Tips Ini

HOK
Foto: Liputan6.com.

Smart News Tapanuli – Di era serba digital saat ini, banyak orang mengakses informasi melalui sosial media dan platform chatting yang populer. Memang banyak sisi positif. Namun ada juga sisi negatif yang perlu diwaspadai, yakni pengguna Internet kerap dibanjiri hoax.

Hoax atau berita palsu, sengaja dibuat dan disebarkan. Sehingga memicu banyak dampak negatif, misalnya bisa menimbulkan ketakutan, atau menipu publik demi kepentingan tertentu.

Bacaan Lainnya

Jika sebelumnya hoax banyak beredar melalui pesan singkat dan email, kini dengan pesatnya penggunaan aplikasi chatting seperti WhatsApp, BBM (BlackBerry Messenger), dan lainnya berita hoax mudah diviralkan, karena pembuat juga melakukan penyebaran lewat platform sosial media (Facebook, Twitter, Instagram).

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan akan terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo), dan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri).

“Kami mengimbau agar masyarakat bersosial media dengan santun dan baik,” kata Kepala BSSN, Djoko Setiadi kepada wartawan, (29/11).

Nah, untuk membantu publik mendeteksi hoax, Kepala BSSN Djoko Setiadi memberikan 8 tips khusus, yakni:

1.Cek Keanehan yang Ada

Melakukan pengecekan tampilan berita untuk mengetahui keanehan atau kejanggalan yang terdapat dalam berita. Berita hoax biasanya menggunakan bahasa yang provokatif memanfaatkan isu-isu yang sedang tren, isu sara, tokoh-tokoh terkenal, instansi pemerintah maupun swasta.

2.Cek Kesesuaian Judul dan isi Berita

Melakukan pengecekan kesesuaian judul dan isi yang ditampilkan dalam berita. Hal ini perlu dilakukan karena pembuat berita hoax terkadang menampilkan judul berita yang provokatif dan fenomenal, namun ketika keseluruhan isi berita dibaca tidak mencerminkan judul yang ditampilkan.

3.Perhatikan Sumber Berita

Jika sumber berita berasal dari media online yang telah terverifikasi oleh dewan pers, kemungkinan besar informasi yang disampaikan oleh media online tersebut merupakan informasi yang benar. Sebaliknya, jika sumber berita berasal dari media online yang belum terverifikasi dewan pers, ada kemungkinan berita yang ditampilkan berisi informasi hoax.

4.Ketersediaan Data Pendukung

Apabila berita yang ditampilkan memiliki data dukung yang berasal dari media online yang terverifikasi dewan pers atau terdapat data dukung dari media sosial yang terpercaya, maka berita dapat dikategorikan berita yang valid.

5.Cek Tanggal Berita. Berita hoax tidak menyertakan tanggal kejadian atau tidak memiliki tanggal yang bisa diverifikasi oleh pembaca.

6.Cek Kredibilitas Penulis. Melaksanakan pengecekan kredibilitas penulis dengan melakukan pengecekan biografi dan riwayat penulisan.

7.Cek Keberpihakan. Melaksanakan pengecekan terhadap keberpihakan penulis atau media terhadap kelompok atau golongan tertentu.

8.Verifikasi ke Pihak Terkait

Melakukan verifikasi isi berita kepada pihak terkait sehingga diperoleh kebenaran informasi berita yang ditampilkan. Verifikasi ini dapat dilakukan secara langsung ke pihak terkait atau melalui media sosial yang digunakan untuk menyampaikan informasi resmi kepada masyarakat. (VIVA)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *