Smart News Tapanuli – Ibu mana yang tidak sayang kepada anak-anaknya. Bahkan anak angkat sekali pun akan disayang, jika ia sudah menginginkan memiliki momongan. Tapi ajal tidak mengenal umur, anak yang disayangi bisa pergi terlebih dahulu menghadap sang Kuasa.
Sedih, depresi, dan menangis bisa dialami oleh seorang ibu yang kehilangan anaknya dengan cara apapun. Tidak terkecuali ibu yang satu ini, di mana ia telah kehilangan putranya dua tahun yang lalu.
Namun ibu yang berduka ini mengklaim, jika kamera keamanannya yang dipasang di dapurnya menangkap hantu putranya yang sudah meninggal dunia di dapurnya. Hal ini terlihat usai sosok transparan memicu sensor kamera. Bagaimana kisahnya?
Jennifer Hodge (57) dari Atlanta, Georgia, berada di tempat tidur menonton TV bersama putrinya Lauren, 21 tahun. Ketika itu, dia menerima pemberitahuan di telepon genggamnya yang bertuliskan, ‘orang terlihat di pintu masuk’, pada minggu lalu.
Ketika ibu dua anak ini membuka gambar, dia melihat sosok laki-laki transparan yang tampak seperti putranya, Robbie, yang meninggal dua tahun lalu karena overdosis obat.
Hodge yang merupakan seorang agen real estate, mengklaim dia masih ‘panik’ setelah melihat penampakan menakutkan itu. Tetapi ia justru menemukan kenyamanan, saat percaya itu pertanda putranya ada dalam damai.
“Telepon ada di antara kami dan saya menerima pemberitahuan pesan ini yang mengatakan seseorang ada di dapur. Dia seperti ‘Bu, ada orang di dapur… Bu, itu Robbie! Saya tertegun,” katanya seperti dikutip dari dailymail.co.uk.
Ibu dan putrinya itu bergegas ke dapur sambil ketakutan, usai melihat penampakan yang tidak biasa. Tetapi mereka tidak menemukan bukti pembobolan, dan tidak ada penampakan lain sejak itu.
Gambar yang sangat jernih itu muncul dan menunjukkan, sosok laki-laki mengenakan piyama di dapur keluarga.
“Sekarang, saya merasa dia memberi tahu saya bahwa dia bahagia di surga. Itu membuatku nyaman, tapi aku masih berpikir itu aneh. Saya kagum – mengapa ini terjadi pada saya?,” tambah Hodge.
Robbie meninggal pada usia 23 di tahun 2016, setelah apa yang diyakini sebagai overdosis tidak sengaja dari Xanax palsu.
Ibunya mengklaim bahwa dia adalah ‘manusia yang memberi, peduli, dan penuh kasih’. Mereka pun telah membentuk sebuah badan amal, untuk membantu orang-orang memerangi kecanduan sebelum kematiannya.
“Dia dulu mencoba dan membantu orang lain ketika dia membutuhkan bantuan juga,” pungkasnya. (bakul.my.id)