SmartNews – Kebiasaan membela calon presiden atau calon anggota legislatif saat pemilu nampaknya sudah umum dilakukan. Tapi mulai rem jempol untuk tweet war atau perang komentar di medsos. Hati-hati, bisa meningkatkan risiko gangguan jiwa loh!
Menurut praktisi kesehatan jiwa dari RSUD Wangaya Kota Denpasar, dr I Gusti Rai Wiguna, SpKJ, orang yang sering nyinyir di medsos bisa memiliki kemungkinan mengalami gangguan kejiwaan.
“Tentu punya. Ketika kita larut dan terobesi terlalu dalam tentang sesuatu termasuk tentang pilpres, tentu menjadi rentan mengalami gangguan jiwa, misalnya psikosomatis dan gangguan cemas depresi,” kata Gusti Rai.
Apalagi, kata Gusti, menelusur pada kasus nyata yang ia temui, ternyata ada orang-orang yang mengalami gangguan cemas akibat hasil pemilu yang tidak sesuai dengan harapan para pendukung jagoan pemilu. Keluhannya beragam, mulai dari susah tidur sampai sakit mag.
“Setelah pemilu serentak tahun ini ada 5 kasus yang konsultasi ke klinik mengalami gangguan cemas depresi atau psikosomatis dipicu oleh pasca pemilu ada yang tak berkenan di hati. Mereka umumnya mengalami gangguan tidur, mudah emosi disertai keluhan-keluhan fisik seperti pusing dan maag. Konsumsi rokok dan kopi juga meningkat dari biasanya,” tuturnya. (dtc).