SmartNews, Tarutung – Penemuan mayat yang sudah membusuk hebohkan warga Desa Parbubu I, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara (Sumut) di tengah hutan Tombak Sirambe, Sabtu (11/5/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.
Dari hasil penyelidikan, mayat tersebut diketahui sebagai Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 3, Desa Parbubu 1, Kecamatan Tarutung, bernama Ferry Parsaoran Aritonang (43).
Kepada wartawan, Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, jenazah korban ditemukan setelah sebelumnya selama 5 hari tak pulang ke rumah.
“Sehingga Polisi melakukan pencarian bersama warga dan menemukan korban sudah tak bernyawa,” kata MP Nainggolan, Minggu (12/5/2019).
Dia mengatakan, sebelum ditemukan, warga dan petugas mencium bau busuk dengan jarak sekitar 10 meter di Hutan Tombak. Selain itu, warga juga menemukan adanya jejak sandal.
“Kemudian warga mengikuti jejak tersebut dan mendapati mayat korban dengan posisi badan sudah busuk,” kata MP Nainggolan.
Posisi korban saat ditemukan dalam keadaan telungkup miring dengan leher terikat baju miliknya dan simpul tali terikat ke pohon. Penemuan itu dilaporkan ke warga perkampungan yang jaraknya sekitar kurang lebih 500 meter.
“Setelah ditemukan, Kanit Reskrim, Kanit IK, Bhabin dan personel polsek lainnya serta Inafis polres langsung melakukan olah TKP,” terangnya.
“Setelah ditemukan, Kanit Reskrim, Kanit IK, Bhabin dan personel polsek lainnya serta Inafis polres langsung melakukan olah TKP,” sebutnya.
Pengakuan istri korban, Namaida Br Situmorang (41) kepada polisi, pada Senin (6/5/2019) sekitar pukul 15.00 WIB, suaminya pamit untuk keluar.
Namun, saat itu korban tidak memberitahukan akan pergi ke mana. “Jadi, keesokan harinya, korban tak pulang ke rumah. Sehingga istri korban memberitahukannya kepada warga. Istri korban mengatakan tidak ada bertengkar dengan suaminya, dan setahu dia, suaminya tidak pernah melakukan tindak pidana ataupun masalah hutang piutang,” jelasnya.
Masih MP Nainggolan menjelaskan, korban mengeluh masalah perekonomian. Istrinya sempat mencari ke tempat keluarga yang dekat dan jauh hingga ke warung yang sering didatangi, namun korban tak ditemukan.
“Penjelasan istri korban bahwa korban kemungkinan memikirkan masalah perekonomian. Jadi meninggalnya karena bunuh diri, dan tidak ada hubungannya dengan KPPS dan Pemilu,” tuturnya.
Atas peristiwa itu, lanjut MP Nainggolan, keluarga dan istri korban mengikhlaskan kejadian tersebut. Keluarga korban menduga kuat, kalau korban melakukan bunuh diri karena memikirkan masalah ekonomi.
“Istri dan keluarga korban sudah melihat langsung bahwa korban bunuh diri dan bersedia membuat pernyataan untuk tidak dilakukan autopsi. Setelah Inafis polres cek tempat kejadian, selanjutnya korban langsung dikuburkan tidak jauh dari lokasi korban gantung diri sekitar 5 meter,” pungkasnya. (Kc.snt)