Selama 3 Jam, Wanita Ini ‘Ngotot’ Jaga Mayat Mengapung di Laut

warga
Monica Menderofa (baju merah) Bersama Keluarganya di Atas Stempel (perahu) Ketika Mendekat dengan KN SAR Nakula Usai Korban Dievakuasi. (foto: dok-smartnews)

SmartNews, Tapteng – Lebih kurang 3 jam, Monica Mendrofa bersama keluarganya bertahan di atas perahu untuk menjaga mayat pria yang mengapung di Perairan Pulau Putri, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Selasa (28/5/2019).

Kepada SmartNews, Rabu (29/5/2019), perempuan berusia 21 tahun warga Kelurahan Kalangan Indah, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah, menceritakan awal penemuan mayat yang belakangan diketahui bernama Abdul Bahri Simanungkalit (50) warga Lingkungan I, Batu Mandi, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, Tapanuli Tengah.

Bacaan Lainnya

Menurut Monica, ia bersama kedua orangtuanya bersama adiknya hendak berwisata menuju Pulau Mursala. Mereka saat itu sedang melintas di pertengahan Pulau Putri.

“Saat itu kami mau menuju Pulau Mursala. Karena kami kan liburan, liburan anak sekolah. Trus diperairan Pulau Putri kami melihat seperti batang kayu. Kami kira begitu (batang kayu,red). Trus saya penasaran. Lho kok mengapung, saya bilang kepada bapak saya,” kata Monica.

Merasa penasaran, Monica lantas menyuruh bapaknya untuk memutar haluan perahu yang mereka tumpangi.

“Pak putar sebentar saya penasaran itu apa? Saya bilang begitukan. Trus bapak berputar sekitar 50 meter mendekatkan dengan mayat tersebut,” ujarnya.

“Ternyata itu mayat, kami melihat jari-jari kakinya pak. Trus kami mendekat lagi sekitar 30 meter lagi. Kami melihat posisi kakinya lagi diikat, tangan diikat ke belakang. Trus mulutnya itu dilakban pak,” ia menceritakan.

Setelah memastikan mayat mengapung, Monica sebelumnya menghubungi keluarganya di Kecamatan Pandan untuk memberitahukan hal itu.

Demi kemanusiaan, Monica bersama keluarganya pun tetap bertahan menunggu hingga Tim SAR datang.

“Kami tidak meninggalkan mayat itu, kami menelpon sama pak tua saya di Pandan. Karna gak mungkin kami meninggalkan. Kami menunggu Tim SAR datang pak. Kasihan pak kalau kita meninggalkan, lalu siapa lagi yang melihat nanti,” katanya.

Tim SAR Sibolga yang tiba dilokasi langsung mengevakuasi jasad korban ke Dermaga Pelabuhan Nusantara (PPN) Sibolga. Selanjutnya dibawa ke RSU Pandan.

Sementara untuk kepentingan otopsi, jasad korban dibawa ke RSU Rajaman Saragih Pematangsiantar, Rabu pagi (29/5/2019).

Polres Tapanuli Tengah kemudian melansir identitas korban warga Lingkungan I, Batu Mandi, Kelurahan Lubuk Tukko, Kecamatan Pandan, bernama Abdul Bahri Simanungkalit (50).

evakuasi
Korban saat Dievakuasi Tim SAR Sibolga.

Dari keterangan yang diperoleh kepolisian dari keluarganya, korban disebut mengalami gangguan jiwa lebih kurang 10 tahun, dan sering mengganggu tetangga hingga mengancam ibu kandungnya dengan pisau.

“Terakhir kali pada Jumat 24 Mei 2019 sekira pukul 20.00 WIB, korban emosi dan mengancam ibu kandungnya Nursaida Hutabarat di dalam rumah dengan sebilah pisau. Kemudian warga sekitar mengamankan korban, dan selanjutnya diserahkan kepada abangnya,” ujar Kapolres Tapteng AKBP Sukamat melalui Paur Humas, Iptu Rensa Sipahutar, kemarin.

Setelah diserahkan kepada abangnya, lanjut Rensa, kemudian tangan dan kaki korban diikat dengan tali rapia dan dimasukkan ke dalam rumah.

“Setelah peristiwa tersebut, belum ditemukan saksi yang melihat saat tangan dan kaki korban diikat oleh abangnya, hingga kemudian ditemukan tewas mengapung di Perairan Pulau Putri,” pungkasnya. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *