SmartNews, Nias – Dalam kunjungannya ke Kepulauan Nias, Pangdam I/Bukit Barisan, Mayjend TNI MS Fadillah bersama rombongan mengunjungi Desa Bawomataluo. Di sana, Pangdam terpukau menyaksikan budaya lompat batu, Kamis (12/9/2019).
Kepada Pangdam I/Bukit Barisan, salah seorang pemandu menerangkan secara singkat tentang awal adanya lompat batu. Awalnya disebut adalah ritual inisiasi pria muda menjadi pria dewasa dan sebagai prajurit.
Katanya, sebagai prajurit harus mampu melompati batu yang tinggi.
“Kalau sudah mampu melompati batu, baru lah mereka boleh ikut berperang. Kenapa syaratnya ini? Karena desa-desa di Nias pada zaman dulu semuanya dipagari tembok batu yang cukup tinggi. Saat berperang menyerbu desa musuh. Para prajurit harus bisa melompati tembok pertahanan di desa musuh tersebut. Dan saat diburu, mereka juga harus bisa kabur dengan melompati kembali pagar desa musuh,” kata pemandu lompat batu tersebut.
Sementara itu, Wakil Bupati Nias Selatan mengatakan, bahwa Desa Bawomataluo sendiri merupakan destinasi populer di Nias Selatan yang selalu ramai dikunjungi baik pada hari biasa maupun hari libur.
Di desa yang memiliki pola perkampungan berbentuk ‘T’ ini terdapat 137 rumah adat dengan Omo Sebua (Rumah Raja) yang berada di tengah desa dengan batu setinggi 210 cm untuk lompat batu.
Kehadiran Mayjend TNI MS Fadillah disambut Wakil Bupati Nias Selatan, Sozanolu Nduru, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta ratusan warga Desa Bawomataluo, Fanayama, Nias Selatan. Pada kunjungannya ini, Pangdam dikenakan pakaian adat Nias. (penrem023)