SmartNews, Dolok Sanggul – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) sepakat menolak dan melawan segala bentuk judi di daerah itu.
Hal tersebut terungkap dalam coffee morning FKUB yang difasilitasi Kantor Kemenag daerah Humbahas, bertempat di warung Coffe Imajinasi, Dolok Sanggul, kemarin.
Dalam suasana kekeluargaan itu, para pemuka agama dari katolik, kristen, muslim dan MUI sepakat melawan serta menolak judi di daerah itu khususnya judi togel yang kian hari meresahkan masyarakat.
Anggota FKUB, Pdt Dirgous Lumban Tobing dalam kesempatan itu sangat menentang keras yang namanya perjudian termasuk judi togel.
“Masalah judi khususnya togel sudah berlarut-larut di daerah kita dan selalu menjadi topik pembahasan dalam coffee morning FKUB. Namun sampai saat ini sepertinya tidak ada tindakan tegas dari aparatur hukum. Sementara dalam coffee morning ini selalu melibatkan semua pihak termasuk aparat hukum dari Polres Humbahas,” ungkapnya.
Sebagai gembala gereja, Pdt Dirgous menegaskan, perlawanan terhadap judi harus keras. Karena judi dapat merusak tatanan kehidupan. Dengan judi, potensi KDRT semakin tinggi.
“Kenapa kita desak polri untuk menertibkan judi? karena negara kita adalah negara hukum. Kalau tak ada hukum, mungkin secara agama kami akan bertindak. Kami pemuka agama jangan dianggap sebagai kaleng-kaleng sebab, dalam setiap kesempatan perlawanan terhadap judi ini selalu kami utarakan. Namun pihak penegak hukum tidak tanggap,” jelasnya.
Dalam forum itu, Dirgous berpendapat, kedepan pihaknya akan bertindak dan melapor ke pimpinan lebih yang lebih tinggi.
“Menyurati pimpinan setingkat lebih tinggi atau melakukan aksi lapangan mungkin menjadi senjata ampuh untuk berantas judi. Dan itu mungkin perlu kita lakukan,” tukasnya.
Senada juga disampaikan Sekertaris FKUB, Pdt Maurits Simamora. Ia mengatakan, untuk memberantas judi di daerah itu, pihaknya perlu mendorong DPRD Humbahas untuk membuat regulasi perda tentang judi di daerah itu. Dengan adanya Perda yang mengatur judi, praktek judi tersebut diyakini akan bisa ditertibkan.
Selain membahas judi, coffee morning FKUB itu juga menyikapi pernyataan Gubsu terkait wisata halal di kawasan Danau Toba dan rencana pembangunan gedung yang diproyeksikan menjadi tempat ibadah di Bakkara, Kecamatan Baktiraja.
Erikson Simbolon yang juga anggota FKUB berpendapat bahwa wacana wisata halal di kawasan Danau Toba yang selanjutnya viral di media sosial adalah karena masalah penafsiran orang per orang.
Untuk memikat wisatawan itu, kebersihan harus menjadi yang utama. Artinya limbah rumah tangga, limbah ternak dan yang mencemari danau toba perlu menjadi perhatian bersama.
“Terkait, wisata halal yang diwacanakan Gubsu, Edy Rahmayadi mungkin bagaimana supaya kawasan Danau Toba itu bersih dari yang namanya pencemaran. Juga ketersediaan sarana ibadah untuk pemeluk agama yang ada di sekitar kita. Bukan untuk mengabaikan kearifan lokal atau tatanan budaya yang ada di kawasan Danau Toba,” jelasnya.
Menurutnya, wisata syariah itu artinya bersih, kalau ada potong babi terpimpin lah. Jangan membuang limbah babi ke Danau Toba. “Bagaimana supaya Danau Toba itu bersih. Jangan potong babi di bibir pantai Danau Toba,” imbuhnya.
Pdt Dirgous kembali menimpali, untuk program kedepan, sebelum dilontarkan ke publik, pemerintah perlu melakukan kajian supaya tidak menjadi blunder kepada pemerintah itu sendiri.
“Karena jika salah menyampaikan bisa saja menyinggung atau ada salah tafsir yang kemudian berkembang di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Sementara untuk rencana pembangunan gedung yang diproyeksikan menjadi tempat ibadah di Bakkara, pemerintah harus melakukan sosialisasi kepada masyarkat. Setidaknya melalui FKUB agar forum tersebut bisa mendampingi pemerintah. Setidaknya memberikan pemahaman kepada masyarakat.
Ketua FKUB Pdt Robinsarhot Lumban Gaol mengajak semua pemuka agama dan semua elemen masyarkat serta semua stakeholder untuk bergandengan tangan bersama mengatasi masalah atau isu yang berkembang di masyarkat.
“Daerah kita Humbahas adalah daerah toleran yang kental dengan adat istiadat. Meskipun kita dibedakan aliran agama, namun kita adalah saudara yang masih memiliki hubungan darah. Untuk itu kekondusifan yang masih terjalin ini perlu kit jaga bersama,” pintanya.
Terkait judi di daerah tersebut, Sekertaris FKUB Pdt Maurits Simamora meminta peserta coffee morning itu melakukan klarifikasi langsung kepada Kapolres Humbahas sehingga tidak terjadi mis kominikasi.
“Sebelum kita melangkah ke tingkat yang lebih tinggi atau tindakan seruan penolakan judi, ada baiknya kita duduk bersama dengan Kapolres Humbahas sebagai pucuk pimpinan polisi di daerah kita. Kita dengarkan apa yang menjadi kendala pihaknya dalam penertiban praktek perjudian ini,” pungkasnya.
Catatan wartawan, bahwa Coffee morning FKUB yang difasilitasi Kemenag Humbahas itu dihadiri oleh pengurus FKUB Humbahas, Kaban Kesbang Humbahas Thomson Hutasoit, pengurus MUI Rizal Hutagalung. Pengurus Ansor, Kapolsek Dolok Sanggul Iptu TL Simamora, Kasat Binmas Polres Humbahas Iptu Mokh Musoma dan lainnya. (AND)