209 Ekor Babi di Humbahas Diduga Diserang Virus Hog Cholera

Ternak Babi
Foto: Babi di dalam kandang. (AND)

SmartNews, Dolok Sanggul – Dalam satu bulan terakhir, sebanyak 209 ekor ternak babi di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) mendadak mati diduga karena serangan virus Hog Cholera.

Demikian disebut Kadis Peternakan dan Perikanan, Luhut Marbun melalui Kabid kesehatan hewan, ikan dan masyarakat veteriner, Martongam Lumbantoruan didampingi Kasi Kesehatan Hewan dan Ikan, Ronal F Sembiring, kemarin, di kantornya.

Bacaan Lainnya

Katanya, bahwa kematian ternak babi terparah ditemukan di Kecamatan Dolok Sanggul, Lintongnihuta, Paranginan, Pollung dan Baktiraja.

Sementara kecamatan lainnya seperti Pakkat, Parlilitan Tarabintang, Onanganjang dan Sijama Polang belum terdeteksi. Namun sudah dilakukan pencegahan melalui desinfektan dan vaksinasi melalui petugas lapangan.

Dia menjelaskan, bahwa penyebab kematian ternak babi belum diketahui pasti karena masih menunggu hasil penelitian sampel dari lab. Namun ciri yang terlihat, mirip penyakit yang ditimbulkan oleh serangan virus Hog Cholera.

“Kasus kematian babi ini, kita belum dapat menyimpulkan apa karena virus Hoq Cholera atau virus lainnya. Kita masih menunggu hasil lab yang sudah dikirim ke ke Balai Peternakan Medan dan Bogor,” terangnya.

Mencegah mewabahnya penyakit ini, Martongam mengimbau masyarakat khususnya peternak babi agar lebih waspada dengan mengutamakan tindakan pencegahan berupa biosecurity, seperti vaksinasi dan desinfektanisasi.

Menurutnya, apabila ternak sudah terpapar penyakit tersebut, maka sangat kecil kemungkinannya dapat disembuhkan.

Diuraikannya, sampai tanggal 21 Oktober, tercatat 209 ekor ternak babi yang mati, diantaranya 182 ekor di Kecamatan Dolok Sanggul, 11 di Kecamatan Lintongnihuta dan 8 ekor di Kecamatan Baktiraja. Selainnya di Kecamatan Paranginan, Pollung dan Onan Ganjang.

“Sampai sekarang jumlah itu terus bertambah. Karena masih ada laporan yang masuk namun belum kita input,” ujarnya.

Dinas Peternakan dan Perikanan Humbahas terus melakukan pememantauan perkembangan situasi serta melaporkannya ke ISHIKNAS Kementerian Pertanianan secara periodik.

Sementara untuk Kecamatan Parlilitan, Pakkat dan Tarabintang sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan akan adanya ternak babi yang terkena penyakit tersebut.

“Jadi, untuk Papatar (Parlilitan, Pakkat, Tarabintang) sampai saat ini masih aman,” kata Dia.

Oleh karena itu, Martongam mengimbau, agar masyarakat peternak berkaki empat tersebut lebih waspada serta sedini mungkin membentengi ternak dengan melakukan vaksinasi dan desinfektanisasi kandang dan sekitarnya guna menekan perkembangan penyakit dimaksud.

Selain itu, peternak juga disarankan untuk melakukan tindakan biosecurity lainnya dengan melakukan beberapa langkah-langkah yakni, tidak membeli ternak babi dari luar, baik untuk dikonsumsi maupun untuk dipelihara, membatasi orang masuk ke area kandang ternak babi, hindari kontak dengan ternak babi yang sudah terkena penyakit, jangan memberi pakan sisa ternak babi, membedakan pakaian, alas kaki (sepatu/sandal) ke luar atau ke dalam kandang untuk menghindari kontaminasi penyakit yang mungkin terbawa dari luar.

“Ternak yang mati harus dikubur. Jangan dibuang sembarangan karena dapat mempercepat perkembangan penyakit tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, warga dapat menghubungi petugas lapangan atau langsung ke dinas Peternakan Perikanan Humbahas,” imbaunya.

“Diinformasikan, sampai saat ini belum ada penelitian yang menyatakan bahwa penyakit ini dapat tertular kepada manusia. Dan juga tidak dapat menular atau berjangkit melalui udara.,” pungkasnya (AND).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *