Duh, Pakar Klaim China Hapus Data COVID-19 untuk Tutupi Asal-usul Corona

duh
Penyelidikan asal usul virus Corona. (Foto: AP Photo/Ng Han Guan)

SNT – Sebuah laporan ilmiah menyebutkan bahwa China telah menghapus data awal kasus COVID-19.

Menurut laporan tersebut, ini dilakukan untuk menutupi asal-usul virus Corona, dan menghalangi penyelidikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) soal dugaan virus yang berasal dari laboratorium di Wuhan.

Bacaan Lainnya

Laporan ilmiah tersebut ditulis oleh Jesse Boom, seorang ahli virologi dan ahli biologi evolusi di Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seattle.

Berdasar laporan itu menyebut lebih dari selusin urutan tes virus Corona yang diambil selama berbulan-bulan pada awal pandemi telah dihapus dari database internasional, yang digunakan untuk melacak evolusi virus.

Dikutip dari New York Post, Bloom menyimpulkan bahwa tujuan China menghapus data dari National Institutes of Health’s Sequence Read Archive kemungkinan untuk ‘mengaburkan bukti’.

“Fakta bahwa kumpulan data informatif seperti itu telah dihapus memiliki implikasi di luar yang diperoleh langsung dari urutan yang dipulihkan.

Sampel dari pasien rawat jalan awal di Wuhan adalah ‘tambang emas’ bagi siapa saja yang ingin memahami penyebaran virus,” tulis Bloom dalam laporan yang berjudul ‘Recovery of Deleted Deep Sequencing Data Sheds More Light on the Early Wuhan SARS-CoV-2 Epidemic’.

“Tidak ada alasan ilmiah yang masuk akal untuk penghapusan itu… Oleh karena itu, tampaknya urutannya dihapus untuk mengaburkan keberadaan mereka,” kata laporan tersebut.

Masih menurut laporan tersebut, selama penelitian Bloom memulihkan ‘file yang telah dihapus dari Google Cloud’ yang ditautkan ke database internasional dan merekonstruksi ‘urutan parsial dari 13 virus epidemi awal’.

Selain itu, Bloom juga menyatakan bahwa virus itu beredar di Wuhan sebelum terdeteksi di pasar basah lokal, termasuk Pasar Makanan Laut Huanan’ yang sejak awal pandemi menjadi fokus penyelidikan WHO terkait asal-usul virus.

“Laporan pertama di luar China pada akhir Desember 2019 menekankan peran Pasar Makanan Laut Huanan (ProMED 2019), yang awalnya dianggap sebagai pusat zoonosis. Namun, teori itu menjadi semakin lemah karena diketahui bahwa banyak kasus awal tidak memiliki hubungan dengan pasar tersebut,” demikian tulis Bloom.

Bloom secara blak-blakan menandatangani surat profil tinggi dari para ilmuwan pada Mei lalu, untuk meminta para pejabat di Amerika Serikat untuk tidak mengabaikan teori ‘kebocoran laboratorium’.

“Memahami penyebaran (virus Corona) di Wuhan sangat penting untuk melacak asal-usul virus, termasuk mengidentifikasi peristiwa yang menyebabkan infeksi pasien nol,” lanjutnya dalam laporan tersebut. (dtc/snt)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *