SNT, Medan – Puluhan jemaat gereja HKBP Pabrik Tenun di Jalan Pabrik Tenun, Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, Sumatra Utara, kembali mengelar protes dengan cara keluar saat pimpinan gereja Pdt.Rumondang Sitorus hendak berkotbah dalam ibadah Minggu.
“Kami jemaat merasa buat apa kita mendengarkan pengkhotbah yang selalu melakukan boleh saya katakan pembohongan juga berlawanan dengan hati nurani kita,” kata Bemhur Marpaung, salah satu jemaat gereja HKBP Pabrik Tenun Medan, Minggu (26/6/2022) dalam press release diterima SNT.
Bemhur mengatakan aksi itu dilakukan puluhan jemaat karena mereka tidak setuju dengan kepemimpinan gereja yakni Pdt. Rumondang.
Para jemaat, kata Bemhur hanya meminta agar Ephorus sebagai pimpinan gereja HKBP segera menganti Pdt. Rumondang sebagai pimpinan Gereja HKBP Pabrik Tenun.
“Yang kami tidak setuju dia melakukan pengangkatan bendahara dan sekretaris Huria yang dimana katanya sudah dilakukan berdasarkan rapat jemaat. Padahal mereka diangkat sebulan sebelum rapat Huria. Jadi kami minta agar beliau diganti jangan sebagai pimpinan HKBP Pabrik Tenun itu saja,” ucap Bemhur.
Saat kejadian itu, aparat kepolisian, Satpol PP, dan dari aparat pemerintah dari Kecamatan Medan Petisah berjaga jaga di area Gereja HKBP Pabrik Tenun.
Sementara itu, Dwi Ngai Sinaga, kuasa hukum perwakilan jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun mengatakan, polemik antara jemaat dengan pendeta sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu.
Dwi mengatakan, beberapa waktu lalu para jemaat juga pernah dibawa ke Polda Sumut karena adanya konflik yang berlarut larut.
“Ini kita lihat pengawalan sangat ketat oleh polisi dan pihak pemerintah sudah berjalan hampir dua bulan, tapi apa tindakan yang dilakukan pimpinan gereja, Ephorus HKBP untuk menyelesaikan konflik ini, belum ada, kenapa tidak segera ditanggapi hal seperti ini,” kata pimpinan Law Office Dwi Ngai Sinaga dan Associates ini.
Dwi dengan tegas meminta agar persoalan tersebut segera diselesaikan oleh pimpinan HKBP dalam hal ini Ephorus HKBP Pdt. Robinson Butarbutar agar jemaat gereja dapat beribadah dengan tenang.
“Gereja berdiri berdasarkan jemaat bukan karena preses, jadi apa keluhan jemaat ini perlu pimpinan paling atas memahami keluhan jemaat agar konflik bisa meredah.Dan jelas pimpinan tertinggi HKBP dalam hal ini Ephorus harus segera mengambil sikap,” kata Dwi.
Dwi menerangkan, pihaknya justru mempertanyakan sikap dari Kantor Pusat HKBP di Pearaja, Tapanuli Utara.
“Kembali kami pertanyakan kenapa Ephorus HKBP tidak mengambil sikap atas persoalan ini. Karena seperti yang kami sampaikan kembali, ini sudah hampir berbulan-bulan, tapi mana sikap dari Ephorus. Dan perlu kami sampaikan bahwa dimana pun saudara Pdt.Rumondang Sitorus ditempatkan selalu menimbulkan permasalah. Jadi, tegas kami mendesak agar Kantor Pusat HKBP dalam hal ini Ephorus segera mengambil keputusan agar jemaat HKBP Pabrik Tenun dapat nyaman beribadah,” tutupnya. (ril)
Dapatkan juga berita terbaru kami di:
Instagram: smart_news_tapanuli
Twitter: SmartNews_Tpn
Fanvage: SNT-Smart-News-Tapanuli
Grup Facebook: Smart News Tapanuli
YouTube: Smart News Tapanuli
Baca Berita (BaBe)