Smart News Tapanuli – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan bahwa Prabowo Subianto-Sandiaga Uno siap berdebat dengan menggunakan bahasa Inggris melawan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, jika KPU menerapkan konsep tersebut dalam salah satu tahapan debat kandidat. Fadli menyebut tidak meragukan kemampuan Prabowo dan Sandi dalam berbahasa Inggris.
Sebelumnya, Ketua DPP PAN Yandri Susanto mengatakan poros Prabowo-Sandi berencana mengusulkan debat kandidat dengan bahasa Inggris.
“Oh kalau itu sih sudah pasti siap. Tapi kan belum tentu disepakati oleh kandidat lain,” kata Fadli di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis malam 13 September 2018, dilansir cnnindonesia.com.
Fadli menganggap ada kemajuan dari segi kualitas pilpres jika ada sesi debat menggunakan bahasa Inggris. Katanya, saat ini adalah era globalisasi, sehingga bahasa Inggris menjadi penting bagi pemimpin nasional.
“Kalau kita meningkatkan kualitas debat ya bagus. Kalau enggak juga enggak masalah,” ucap Fadli.
Dia lalu mengatakan mekanisme debat bahasa Inggris mesti disepakati kedua kubu. Pun begitu, Fadli enggan memprediksi apakah poros Jokowi-Ma’ruf akan setuju dengan usulan debat menggunakan bahasa Inggris.
“Walaupun Pak Jokowi seperti saya bilang hobi kan pidato pakai Bahasa Inggris,” katanya.
Meski bernada menyindir, Fadli enggan mengakui. “Apa saya kelihatan menyindir?” sebut Fadli lalu tertawa.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan pihaknya berencana mengusulkan konsep debat menggunakan bahasa Inggris di salah satu tahapan debat kandidat capres-cawapres.
Menurut Yandri Susanto, hal itu baik jika diterapkan KPU karena presiden bergaul dengan pemimpin negara lain.
“Karena presiden bergaul di dunia internasional supaya tidak ada miskomunikasi dan salah tafsir dari lawan bicara,” kata Yandri di Jalan Daksa I No 10, Jakarta Selatan, Kamis malam 13 September 2018.
Ia mengamini bahwa presiden memang wajib menggunakan bahasa Indonesia saat berpidato resmi di dalam negeri. Tetapi lanjutnya, presiden dinilai harus mampu berkomunikasi dengan baik di level internasional.
“Ya memang penting juga calon presiden matang dalam menguasai bahasa selain dari Bahasa Indonesia itu,” pungkasnya. (*)