Smart News Tapanuli – Pakar ekonomi Rizal Ramli mengaku banyak tawaran datang untuk menjadi bagian tim pemenangan dari kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 maupun 02. Namun Rizal mengaku sejauh ini belum menentukan dukungan.
“Kata siapa saya ke 02. Sampai saat ini saya masih di tengah karena ingin meningkatkan menu, istilah saya seperti itu,” ungkap Rizal di Malang, Kamis, 31 Januari 2019.
Dia mengatakan, kedua paslon saat ini masih menawarkan gagasan yang sama di bidang ekonomi.
Mantan menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini berharap salah satu paslon memiliki nilai tawar lebih di bidang ekonomi, sebelum dirinya memutuskan masuk di tim pemenangan.
“Kalau satunya menawarkan tempe, capres satunya menawarkan tahu. Tapi keduanya sama-sama kedelai impor, buat apa. Kami mau ada capres yang menawarkan menu tambahan di meja makan rakyat Indonesia,” katanya.
Lanjutnya lagi, dia mengaku telah berkomunikasi dengan Capres 01 Joko Widodo maupun Capres 02 Prabowo Subianto.
Menurutnya, keduanya belum memiliki jawaban konkret. Rizal menilai salah satu tantangan ekonomi ke depan adalah membatasi impor pangan.
“Pak Prabowo belum ada jawaban, Pak Jokowi juga belum ada jawaban. Saya sudah ngobrol dengan kedua Capres. Jadi waktu tiga bulan sebelum pencoblosan ini kami dorong untuk kedua belah pihak fokus soal impor pangan,” tuturnya.
Rizal menyebut bayang-bayang kartel impor pangan bakal mendekat ke Capres menjelang pencoblosan. Kartel impor pangan bakal menawarkan uang dengan nominal besar demi pengamanan kepentingan impor. Rizal menegaskan, di sinilah integritas Capres dipertaruhkan.
“Nanti pada ujungnya baru kita tentukan sikap. Siapa yang menawarkan menu yang lebih baik untuk kita,” tegasnya. (snt)