SmartNews, Medan – Kapolda Sumut Irjen Pol. Agus Andrianto, bersama Pangdam I/BB Mayjen TNI, MS Fadhilah menggelar perayaan Hari Buruh Sedunia di Lapangan Merdeka, Medan.
Memeriahkan peringatan Mayday ini, diisi dengan berbagai kegiatan, antara lain, tarik tambang, panjat pinang, musik, serta lucky draw.
Tak ketinggalan, Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto bersama Pangdam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilah ikut serta sebagai peserta tarik tambang. Suasana pun kian meriah.
Kepada wartawan Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan kaum pekerja merupakan pahlawan ekonomi bagi Negara, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan juga keluarga.
Untuk itu, sebagai aparat pemerintah, kata Agus, pihaknya siap memfasilitasi apapun yang menjadi keluhan buruh terkait dengan permasalahan perburuhan di Indonesia.
“Kita juga sudah mendengar bersama, bahwa kemarin bapak Presiden sudah mengundang perwakilan Serikat Pekerja di Indonesia. Dan beliau mengatakan akan melakukan evaluasi terhadap beberapa hal yang menjadi masalah di perburuhan,”kata Agus Andrianto, Rabu (1/5/2019).
Agus berpendapat, daripada melakukan unjuk rasa, sebaiknya peringatan MayDay lebih baik dirayakan dengan gembira. “Karena kalau unjuk rasa itu mengganggu Hak Asasi orang lain,” ujar Agus.
Pun begitu, Agus menyatakan pihaknya sudah mengerahkan 2500 personil untuk mengawal para buruh yang melakukan aksi unjuk rasa yang tersebar di beberapa tempat.
“Inikan hari ulang tahun, tentunya harus dirayakan. Dengan dijadikannya MayDay sebagai hari libur, artinya pemerintah menghargai dan mengakui bahwa rekan-rekan pekerja adalah pahlawan-pahlawan yang perlu mendapatkan penghargaan,” terangnya.
Sementara itu, Pangdam I/BB Mayjen TNI MS Fadhilah menyatakan, jika dirinya memberikan apresiasi terhadap apa yang dilakukan Polda bersama pemerintah dan kaum buruh pada MayDay ini.
Menurut MS Fadhilah, ulang tahun itu memang sifatnya adalah merayakan dan sebagai evaluasi untuk memberikan perbaikan-perbaikan ke depan.
“Bahwa ada masalah dengan persoalan perburuhan ya silahkan disalurkan dengan mekanisme yang ada, tidak perlu melalui demo-demo. Kita berharap tidak sampai ada image bahwa hari buruh itu demo, dan demo merusak. Tapi ternyata tidak, sebab buruh juga bisa diajak bicara, bisa diajak kompromi, dan berdiskusi,” terang MS Fadhilah.
Mengenai peringatan MayDay dengan meriah bersama aparat pemerintah akan merubah tradisi gerakan buruh, Pangdam mengaku jika pihaknya akan sangat menyambutnya dengan senang.
Lanjutnya, urusan buruh itu bukan hanya sekedar persoalan buruh saja, sehingga harus diselesaikan bersama-sama.
“Persoalan buruh itu, juga ada pengusaha yang terkait, ada Pemda yang terkait dengan aturan dan lainnya. Jadi duduk bersama itu lebih baik, untuk mencari jalan keluar yang membahagiakan bersama,” pungkasnya. (trib-mdn)