Mida Situmorang Bersama 5 Anaknya Terlantar di Hutan Malaysia

sumut
Foto: Dok-Humas Sumut.

SmartNews, Sumut – Satu keluarga warga negara Indonesia (WNI) asal Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara (Sumut) ditemukan terlantar di sebuah pondok di hutan Batu Sembilan, Bintulu, Malaysia.

Dalam keterangan tertulis Humas Sumut, Senin (2/12/2019), menyampaikan, satu keluarga yang terlantar itu adalah seorang ibu beserta 5 orang anaknya. Namun sudah dievakuasi ke tempat penampungan sementara milik Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Sarawak, Malaysia.

Bacaan Lainnya

Mendengar kabar itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi memerintahkan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumut, Sabrina bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumut, Nurlela untuk berangkat ke Kuching, menjemput Mida Situmorang dan kelima anaknya.

“Pak Gubernur sudah memerintahkan Bu Sekda dan Kadis PPPA Sumut untuk berangkat ke Kuching, untuk menjemput mereka dan membawa pulang ke Sumut,” ujar Kepala Bagian Humas Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, Muhammad Ikhsan, Senin (2/12/2019).

Menurut Ikhsan, Tim Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut segera berkoordinasi dengan pihak KJRI di Kuching, Malaysia, guna pengurusan administrasi dan dokumen yang dibutuhkan agar Mida Situmorang dan kelima anaknya segera dapat dipulangkan ke Sumut.

Diketahui, Mida Situmorang (45) dan lima orang anaknya; Diana (9), Akbar (6), Murni (5), Linda (4) dan Puteri (2) sempat terlantar di hutan Batu Sembilan, Bintulu, Malaysia, sebelum dievakuasi staf KJRI Kuching dari tempat penampungan sementara di Bintulu.

Konsul Jenderal RI di Kuching Yonny Tri Prayitno menyampaikan, awalnya ada warga setempat yang melihat Mida selalu keluar-masuk hutan. Penasaran dengan Milda yang selalu keluar hutan membawa sayuran untuk dijual ke masyarakat, warga pun mengikutinya hingga masuk ke hutan.

Warga pun mendapati Mida bersama lima anaknya, serta suaminya Erwin (asal Makassar) yang sedang sakit, dalam kondisi yang memprihatinkan. Hingga akhirnya suaminya meninggal 3 bulan yang lalu. Warga kemudian melaporkan hal itu ke KJRI di Kuching, selanjutnya pihak KJRI melakukan evakuasi.

“Suaminya sakit di hutan, mamanya ini berdagang ke kota, ada yang lihat, dia ikuti sampai ke hutan,” ujarnya.

Mendapat laporan tentang itu, pihak KJRI Kuching pun segera melakukan evakuasi ke KJRI.
Saat ini Mida yang bekerja di Kuching sejak tahun 1974 sudah berada di penampungan sementara milik KJRI, bersama 5 orang anaknya.

Pihak Imigrasi KJRI Kuching Sarawak juga sudah membuatkan dokumen perjalanan berupa Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) yang nantinya digunakan untuk proses pemulangan ke Sumut. (hs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *