SmartNews, Tapanuli – Dalam proses menuju pernikahan tentu sudah memikirkan dengan matang, bahkan telah menyatukan persepsi atau tekad untuk mengarungi rumah tangga sampai ajal memisahkan. Namun sebelum melanggeng ke jenjang pernikahan, ada baiknya jangan buru-buru dulu untuk memutuskannya jika hal ini masih ada. Apa itu?
Berikut ini beberapa pertimbangan kenapa tidak harus buru-buru untuk memutuskan untuk menikah.
Misalnya, jika kamu masih banyak perasaan yang disembunyikan dari dia, kenapa juga kalian masih tetap bertahan.
Hal itu bisa saja memiliki jawaban lantaran kamu sekedar takut kehilangan sosok si dia.
Ya mungkin sejak awal berkenalan dan selama ini dirasa cocok sebab saling mencintai. Namun sekarang yang tersisa di hatimu hanya rasa terbiasa memiliki dan enggan melepaskannya. Sehingga jangan heran jika untuk memutuskan menikah dengannya, kamu masih banyak pertimbangan.
Jika kamu masih saja mempermasalahkan tentang masa lalunya, itu juga tidak baik. Sebab, tentunya setiap orang punya masa lalu.
Demikian juga denganmu dan pacarmu sekarang. Seburuk apapun dia dahulu, kamu harus sudah memaafkannya.
Hargai niat baiknya untuk mengakui dan tidak menyembunyikan itu darimu sejak awal. Pertimbangkan pula usahanya untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Jika hingga saat ini kamu masih keberatan dengan masa lalunya, jangankan menikah melanjutkan berpacaran dengannya pun kamu tidak akan sepenuhnya bahagia.
Selanjutnya jika kamu merasa kalian tak lagi berada di level yang sama. Hal ini juga menjadi satu pertimbangan.
Sebab, saat awal pacaran dulu kalian masih duduk di bangku SMA, tak terasa sekarang sudah sama-sama sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Tetapi, nyatanya posisimu dan dia sekarang tak lagi setara. Kamu yang memiliki jabatan dan penghasilan yang jauh lebih besar ketimbang pacarmu, atau justru sebaliknya.
Pun begitu, dia gak pernah mempermasalahkan soal itu. Namun lain halnya denganmu. Bagimu kalian harus tetap seimbang, sebab jika tidak, posisi yang beda jauh itu akan membuat salah satunya merasa minder.
Hal lain adalah tidak bisa percaya sepenuhnya terhadap dia karena pernah dibuat kecewa. Jika dahulu dia pernah melakukan kesalahan yang membuat hatimu terluka begitu dalam. Misalnya kepergok menduakanmu secara diam-diam.
Nah, jika saat ini kalian masih berpacaran, itu artinya kamu telah memaafkan kesalahannya dan memberi dia kesempatan kedua, dan otomatis, kamu tahu betul apa konsekuensi dari keputusan tersebut.
Seterusnya adalah jika kamu tahu kekurangan dia, dan itu membuatmu ragu. Tentu sebagai manusia biasa, wajarlah jika kekasihmu punya kekurangan. Jangan hanya mau menerima dia dengan segala kebaikannya saja.
Selama kekurangan itu bisa dimaklumi, tidak perlu dijadikan hambatan. Namun kalau itu membuatmu ragu akan menikahinya atau tidak, lebih baik pilih jawaban tidak.
Ada banyak sifatnya yang bertentangan dengan prinsipmu, sebab sifat masing-masing orang memang sulit diubah namun tetap bisa diambil jalan tengah.
Contohnya, pacarmu adalah tipikal orang yang santai dalam mengerjakan segala hal. Sedangkan kamu punya prinsip bahwa semua pekerjaan harus diselesaikan tepat waktu.
Perbedaan sifat serta prinsip ini sering kali membuat kalian terlibat perdebatan. Itu saja masih dalam tahap pacaran, coba kalau kalian sudah tinggal satu atap, bisa adu mulut deh tiap hari.
Terakhir adalah jika kamu tidak merasa cocok dengan keluarganya. Di dalam budaya mayoritas masyarakat Indonesia, pernikahan bukan hanya menyatukan dua insan saja, namun juga kedua pihak keluarga.
Jadi, sebelum mantap menikah dengannya, kamu juga harus mengenal dan mau menerima keluarganya dulu.
Jika hingga saat ini kamu masih merasa kurang cocok dengan salah satu keluarganya, jangan memaksa untuk naik ke pelaminan.
Source: genpi.co
Editor: renmor@nk