SNT – Ahli mengatakan varian Delta tampaknya bukan jadi varian terakhir COVID-19 yang akan muncul.
Pakar virologi dari Wuhan mengatakan peningkatan jumlah infeksi memberi lebih banyak peluang bagi virus untuk bermutasi.
Varian Delta pertama kali terdeteksi di India. Strain ini telah muncul di setidaknya 98 negara dan terus bermutasi dan berkembang.
“Kita seharusnya tidak panik, tetapi kita perlu bersiap untuk hidup berdampingan dengan virus dalam jangka panjang,” kata Shi Zhengli, ahli virus Wuhan, dikutip dari Global Times.
Setelah berbulan-bulan tanpa lonjakan kasus, saat ini China kembali berada di bawah tekanan untuk mengendalikan epidemi COVID-19 yang terjadi di beberapa wilayah.
Kabar baiknya, tindakan pencegahan seperti memakai masker dan menjaga jarak masih efektif menekan penularan.
Shi juga mendorong masyarakat untuk mendapatkan vaksin COVID-19 secepat mungkin.
Selain itu juga meminta percepatan penelitian dan pengembangan vaksin mukosa agar dapat mencegah infeksi lewat mulut atau hidup serta juga obat untuk pengobatan COVID-19.
Varian Delta menyebabkan kota-kota besar di China seperti Beijing dan Wuhan kembali melaporkan lonjakan kasus.
Virus Corona varian Delta pertama kali terdeteksi di Nanjing yang diduga berasal dari penerbangan Rusia.
Pemerintah China pun bergegas melakukan pencegahan dengan tes massal dan lockdown aktivitas melalui karantina wilayah. (dtc/snt)