SNT – Kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia juga membuat pemerintah Taiwan khawatir. Sekitar 122 warga Taiwan telah pergi meninggalkan Indonesia.
Langkah Taiwan itu dikabarkan oleh media Taipei Times, seperti dikutip detikTravel, Senin (9/8/2021).
Dijelaskan, sekitar 122 warga negara Taiwan, termasuk dua balita telah tiba di Taiwan pada hari Minggu malam (8/8) pukul 22:55 waktu setempat.
Mereka pulang dengan penerbangan charter pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta.
Setibanya di ibukota Taipei, ratusan warga Taiwan tersebut harus lebih dulu menjalani karantina di fasilitas khusus yang disediakan pemerintah seperti diungkapkan kepala urusan konsuler Kantor Perdagangan dan Ekonomi Taipei di Jakarta, Brian Ko.
Penerbangan yang difasilitasi juga oleh Kemenlu dan Kemenkes itu turut mencakup 16 kru pesawat, yang langsung terbang kembali pada pukul 23:55 waktu Taiwan.
Adapun lonjakan kasus COVID-19 menjadi alasan besar di balik pulangnya ratusan warga Taiwan itu dari Indonesia. Taiwan melabeli Indonesia sebagai negara rawan COVID-19 per bulan Juni lalu.
Barangsiapa datang atau transit dari Indonesia dalam tempo 14 hari ke belakang, wajib menjalani karantina setibanya di Taiwan.
Selain Taiwan, langkah tegas lain juga diambil oleh sejumlah maskapai asing.
Maskapai China Airlines dan EVA Airways misalnya, menghapus rute ke Indonesia sementara waktu sejak akhir Juni lalu.
Mereka tidak mau mengambil risiko dengan memburuknya kondisi COVID-19 di Indonesia hingga akhir bulan Agustus ini.
Negeri tetangga Singapura bahkan tak kalah tegas, melarang semua traveler dari Indonesia untuk transit ke bandaranya.
Keputusan Singapura menjadi problem tersendiri bagi warga negara lain yang melakukan repatriasi dari Indonesia, sebab Bandara Changi boleh dibilang menjadi transit penerbangan ke manapun dari Indonesia.
Sebelumnya, Taiwan telah lebih dulu mengadakan penerbangan repatriasi dengan maskapai Batik Air. Namun, maskapai itu tak lagi melanjutkan kerjasama sejak 20 Juli lalu.
Oleh sebab itu, Taiwan menggandeng maskapai Garuda Indonesia untuk melakukan penerbangan repatriasi bagi warganya per 22 Juli 2021 lalu.
Jenis penerbangannya juga bukan komersial, melainkan sewa atau charter. (dtc/snt)