Sibolga – Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Subsistem ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Oleh sebab itu pemerintah melalui para pelaku pertanian melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan secara terus menerus.
Terkait hal itu, Korem 023/Kawal Samudera menggelar sosialisasi ketahanan pangan, dengan tema “Melalui Pembinaan Ketahanan Pangan Prajurit TNI AD siap mendukung Pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan sebagai pilar perekonomian bangsa dengan memanfaatkan Sumber Daya alam yang ada di wilayah”.
Acara ini dilaksanakan Kamis, 17 Mei 2018 di Aula Makorem 023/KS di Jalan Datuk Itam No 1 Kota Sibolga, dihadiri para Perwira, Bintara dan Tamtama dan Prajurit Korem 023/KS serta Kabalakrem.
Danrem 023/KS, Kol Inf Donni Hutabarat diwakili Kasiter Korem 023/KS, Letkol Inf Nelson Rajagukguk mengatakan, bahwa Pangan merupakan komoditas yang sangat penting dan strategis bagi Bangsa Indonesia. Mengingat pangan merupakan kebutuhan yang mendasar bagi rakyat, maka berbagai upaya telah dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, guna mencukupi kebutuhan pangan melalui program swasembada pangan.
“Tugas TNI yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34 tahun 2004 pada Pasal 7 ayat 2 Butir B, yakni membantu tugas pemerintah daerah melalui fungsi utama pembinaan teritorial untuk membantu program pemerintah meningkatkan pencapaian hak atas pangan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan ketahanan pangan nasional dan lokal, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan kemanunggalan TNI dengan rakyat serta meningkatkan perekonomian agar tersedianya logistik wilayah sesuai dengan kearifan lokal untuk kepentingan pertahanan Negara,” ungkap Danrem 023/KS melalui yang disampaikan Kasiter, Nelson Rajagukguk.
Danrem menyebut, prajurit teritorial khususnya peran Babinsa sangat penting untuk memotivasi petani dan aparat teritorial dalam rangka pengembangan teknologi pertanian.
“Terwujudnya kemampuan Babinsa secara terbatas dalam ilmu pertanian untuk menangani kegiatan model, demplot dan pilot project. Meningkatnya kemampuan babinsa dalam melaksanakan tugas dalam rangka pengembangan teknologi pertanian di wilayahnya, meningkatnya kemanunggalan tni dengan rakyat,” ungkapnya.
Wesly R. Napitupulu, STP dari Dinas Pertanian Tapanuli Tengah yang dihadirkan sebagai narasumber menjelaskan tentang ketahanan pangan yang dalam pelaksanaannya terdapat berbagai kendala, diantaranya perubahan iklim atau pemanasan global yang berkepanjangan, kelangkaan bibit, pupuk dan obat-obatan di sertai dengan bencana alam menyebabkan terganggunya produktifitas pangan nasional.
“Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Subsistem ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik dari segi kuantitas, kualitas, keragaman dan keamanannya. Oleh sebab itu pemerintah melalui para pelaku pertanian melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan secara terus menerus,” jelas Wesly R. Napitupulu. (ril/penrem 023)