Jakarta – Bank Indonesia mencatat terjadi deflasi 0,08% (mtm) pada Februari 2019. Deflasi ini bersumber dari menurunnya harga kelompok volatile food, sedangkan kelompak inti dan kelompok administered price mencatat inflasi rendah.
Secara tahunan, inflasi Februari mencapai 2,57% (yoy), atau melambat dari perkembangan bulan lalu sebesar 2,82% (yoy).
Harga pangan yang menurun pada 2019 mengakibatkan kelompok volatile food mengalami deflasi 1,30% (mtm) pada Februari 2019, pada bulan lalu mengalami inflasi 0,97% (mtm).
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Agusman, dalam keterangan persnya menjelaskan, deflasi tersebut sesuai dengan pola musiman, namun lebih dalam dari rerata deflasi bulan Februari selama empat tahun terakhir sebesar 0,66% (mtm).
“Deflasi kelompok volatile food terutama dipengaruhi penurunan harga pada komoditas cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit dan wortel,” sebut Agusman.
Sementara itu, kelompok beras, bawang putih, dan mie kering instan mencatat inflasi yang rendah. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 0,33% (yoy), melambat dari 1,76% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Dia menyebut, melambatnya inflasi inti turut menopang terkendalinya inflasi dalam sasarannya. Pada Februari 2019, inflasi inti tercatat 0,26% (mtm), atau melambat dibandingkan bulan lalu inflasi 0,30% (mtm).
Inflasi inti disumbang tarif sewa rumah, tarif kontrak rumah, nasi dengan lauk, emas perhiasan, mobil, dan upah pembantu rumah tangga.
Secara tahunan, inflasi inti tercatat tidak berubah dibandingkan dengan perkembangan bulan lalu, yakni sebesar 3,06% (yoy).
Agusman menambahkan, inflasi kelompok administered prices juga tetap rendah yakni inflasi 0,06% (mtm) pada Februari 2019. Pada bulan lalu mengalami deflasi 0,12% (mtm).
Inflasi kelompok administered prices terutama bersumber dari tarif angkutan udara, tarif kereta api dan rokok kretek filter.
“Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 3,38% (yoy), tidak banyak berbeda dibanding perkembangan bulan sebelumnya sebesar 3,39% (yoy),” ujarnya.
Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil dalam sasaran inflasi sebesar 3,5%±1%. (snt)