SmartNews, Sibolga – Dari 20 Anggota DPRD Sibolga periode 2019-2024 yang akan dilantik hari ini, Selasa (27/8/2019), salah satunya adalah Mandapot Pasaribu.
Kesehariannya selama ini, Mandapot hanya seorang sopir angkot. Sehingga banyak orang tidak menyangka kalau Dapot (sapaan akrabnya) akan menjadi Anggota DPRD Kota Sibolga.
“Tidak menyangka ya. Tapi kami kawan-kawan sesama sopir angkot ikut merasa bangga,” ujar Very Ginting (45), saat ditemui di pangkalan angkot, beberapa waktu lalu.
Very pun bersyukur karena ada rekannya yang akan menjadi wakil rakyat di lembaga legislatif. Dia pun berharap agar Dapot mampu menjadi sosok yang dapat diandalkan untuk menyuarakan aspirasi para sopir angkot.
“Selama ini Lae Dapot ini kami kenal sebagai orang baik dan bawaanya sederhana. Kami berharap kalau ada keluhan atau aspirasi kami, Lae Dapot ini nanti bisa membantu,” ujar Very diamini rekannya yang lain.
Suami dari Novita Eriance Hutagalung itu tinggal di Jalan Sibualbuali No.5, Kelurahan Huta Tongatonga, Kecamatan Sibolga Utara
Pria berkulit gelap yang lahir di Sigoringgoring, Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah pada 4 Juli 1979 itu mengutarakan bagaimana perjuangan hidupnya hingga saat itu dirinya mencaleg.
Setelah tamat sekolah dasar (SD) di kampung kelahirannya, dia melanjutkan pendidikan SMP dan SMA di Kota Medan. Hingga kemudian dia mendapat kerja sebagai salesman di PT Cocacola Medan.
“Dari Medan saya pindah wilayah kerja ke Kota Sibolga tahun 2005. Lalu tahun 2009 saya keluar dan mulai nyopir angkot. Saya juga pernah jadi paralong-along (penjual ikan), melaut juga, ah banyaklah,” kata Dapot.
Dapot mengaku dirinya tertarik dan terjun ke dunia politik pada tahun 2013. Itu didorong oleh keinginan membantu masyarakat kecil untuk mendapatkan perlakuan dan pelayanan yang selayaknya dari pemerintah. Meski saat itu dirinya masih awam politik, namun ia memberanikan diri mendaftar menjadi kader Nasdem.
Namun karena terjadi pergantian pengurus, Dapot pun memutuskan hengkang dari Nasdem. Hingga kemudian dilirik menjadi kader PKPI dan sempat mencaleg di tahun 2014 lalu.
“Waktu mencaleg dari PKPI 2014 itu saya masih gagal. Cuma dapat 270-an suara,” beber Dapot.
Hingga kemudian muncul partai baru, Perindo. Dapot mengaku tertarik ke Perindo karena hadir langsung berbuat untuk masyarakat.
“Saya tertarik ke Perindo karena melihat di televisi, Pak HT (Hary Tanoesoedibjo) itu sosialnya tinggi kepada masyarakat. Biarpun belum ada kadernya yang duduk, tapi sudah bikin bedah rumah, kasih gerobak jualan, dan progam lainnya yang menolong masyarakat,” ujarnya.
Diakuinya, keputusannya mencaleg didorong oleh seorang teman yang merupakan pengurus Partai Perindo Sibolga.
“Dia meyakinkan saya untuk bergabung dan mencaleg lagi di Pileg 2019 lalu. Saya juga termotivasi oleh pernyataan Sekjen Perindo yang saat rapat bilang; siapa di sini mantan salesman, Anda sudah 50 persen menang. Karena salesman itu bisa menjual barang yang tidak laku,” beber Dapot.
Meski demikian pada prakteknya di lapangan, banyak rintangan yang menghadang. Mulai dari disepelekan orang, caci maki, penolakan, hingga ketidakmampuan materi.
“Tetapi saya tetap optimis dengan prinsip menyikapi rintangan itu sebagai motivasi,” sebutnya.
Mandapot Pasaribu sadar bahwa keberhasilan perjuangannya itu adalah sebuah mujizat dari Tuhan. Karena itu dia bertekad, akan membuktikan dirinya bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) DPRD untuk kepentingan rakyat. (red)