SmartNews, Sibolga – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi mengatakan pertumbuhan perekonomian global saat ini mengalami slowing down, atau melemah. Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan stabilitas ekonomi.
“Bayangkan IMF telah mengoreksi pertumbuhan dunia yang semula 3,6 persen 3,2 persen. Maknanya adalah, perekonomian dunia saat ini dari sisi investasi, impor , ekspor sudah mulai menurun. Oleh karena itu, ini tentu saja bermakna, dan ada dampaknya kepada Indonesia,” ujar Rosmaya Hadi di acara Pagelaran Karya Kreatif Tenun Tapanuli, di Terminal Pelabuhan Sibolga, Sabtu (31/8/2019).
Menurut Rosmaya, melemahnya perekonomian global saat ini menyebabkan indeks ekspor Indonesia mengalami penurunan.
“Ini indeks harga komoditas Indonesia mengalami kontraksi yang agak dalam. Sekarang posisinya 3,1 persen yang semula 2,8 persen. Ini maknanya adalah baik dari sisi volume atau harga di ekspor dan impor mengalami penurunan,” sebutnya.
“Apabila Negara sedang dalam kondisi tidak pasti, maka yang bisa dilakukan oleh Emergency country seperti Indonesia adalah memperkuat dalam negeri. Memperkuat apa yang bisa kita lakukan,” tukasnya.
Menurutnya, yang bisa dilakukan di Indonesia saat ini adalah memperkuat sisi perekonomian melalui UMKM dan produk-produk yang mempunyai nilai tinggi di dunia.
Melihat kondisi tersebut, Bank Indonesia kembali dengan visinya, berkontribusi nyata dalam perekonomian dengan melirik potensi pengembangan ekonomi dari UMKM.
“Oleh karena itu BI telah memetakan. UMKM itu ternyata ada 4 jenis. Mengapa kita petakan, supaya fokus. What to do para UMKM dan para pengusaha-pengusaha. Jenis pertama adalah start up, baru mulai. Nah, itu kita perhatikan dari Bank Indonesia,” ungkapnya.
“Kedua adalah yang sukses, ketiga sukses digital. Artinya adalah bahwa UMKM itu sudah bisa memasarkannya melalui digital. Marketingnya memakai tools yang betul-betul digital, bisa lewat instagram dan segala macam. Yang terakhir adalah UMKM yang memiliki potensi sukses untuk ekspor. Caranya adalah kita bagi dua besaran, yang pertama adalah sesudah dididik itu akan kita dekatkan dengan desainer. Karna UMKM banyak sekali untuk bahan-bahan, sehingga kita dekatkan kepada desainer yang internasional, yang bisa membawa kain-kain itu ke luar negeri,” paparnya.
Rosmaya Hadi juga menyampaikan kabar baik perekonomian Indonesia setelah melihat kondisi perekonomian global yang terjadi saat ini.
“Berita baiknya adalah Indonesia ini masih pertumbuhannya di saat Negara-negara seperti kita ini berjatuhan, because of, kita sama-sama tahu, sedang ada perang dagang antara Amerika dan Eropa. Kemudian sekarang berlanjut dengan Cina, maka ini PDB atau pertumbuhan kita di triwulan II masih 5,05. Artinya masih ada detak-detak perkembangan kehidupan. Jadi tepuk tangan untuk Indonesia. Itu berita baiknya, harus dong,” kata Rosmaya.
Dia juga mengatakan bahwa daerah Tapanuli menjadi salah satu eksportir utama produk kain tenun di wilayah Tapanuli, Provinsi Sumatera Utara. (ren)