Moeldoko: Jangan Semua Pasien Rumah Sakit yang Meninggal Dicovidkan

merawat
FOTO: Ilustrasi Merawat Pasien. (Pixabay)

SmartNews, Tapanuli – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko menanggapi banyaknya isu rumah sakit yang memvonis semua pasien yang meninggal dicovidkan untuk mendapatkan anggaran dari pemerintah.

Terkait isu tersebut Moeldoko menilai harus ada dilakukan tindakan serius sehingga isu yang menimbulkan keresahan tersebut terhadap masyarakat segera tertangani.

Bacaan Lainnya

“Jadi semua perlu didefinisikan semua kematian. Agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu,” kata Moledoko usai rakor penanganan Covid-19 di Pemprov Jateng, Semarang, Rabu (1/10/2020).

Moeldoko menyebut, isu itu sudah banyak terjadi. Katanya, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, didefinisikan meninggal karena Covid-19. Padahal sebenarnya, hasil tesnya negatif.

“Ini sudah terjadi di semua wilayah. Ada orang diperkirakan Covid terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif. Ini kan kasihan, ini contoh-contoh agar kita harus bisa diperbaiki,” tegasnya.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga mengaku bahwa isu tersebut sudah menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Bahkan kata Ganjar Pranowo, kejadian itu sudah pernah terjadi di Jawa Tengah.

Sehingga untuk mengantisipasi hal itu, Ganjar menegaskan sudah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Tengah dan pihak terkait.

Hasil dari rapat itu diputuskan, untuk menentukan atau mengekspos data kematian, mereka yang meninggal harus terverifikasi.

“Seluruh rumah sakit dimana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa?. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk kami verifikasi dan memberikan statemen ke luar,” terang Ganjar.

Memang dengan sistem itu, maka akan terjadi delay data soal angka kematian. Namun Ganjar menerangkan, delay data itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menyebutkan, pendataan pasien covid-19 kematian memang berbeda seperti orang sakit berat memang sudah sulit ditolong. Ketika dilakukan pemeriksaan meninggal.

Yulianto Prabowo menambahkan, pihaknya mengkategorikan kematian covid-19 dalam dua jenis. Yaitu date cost covid atau kematian akibat covid-19 dan yang kedua yakni date with covid atau kematian disertai covid-19.

“Misalnya ada pasien stroke berat yang memang sulit ditolong, lalu kita lakukan pemeriksaan ternyata positif meninggal, tapi ada covid. Gampangnya itu death with covid. Nah, sekarang di Jateng itu entah kematian karena covid atau dengan covid kita masukan semua sebagai kematian covid dan lakukan pemakaman seperti covid,” Yulianto Prabowo menambahkan. (red)

 

Source: infopresiden

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *