Seorang Dokter Lumpuh Setelah Disuntik Vaksin COVID-19 Pfizer

WhatsApp Image 2021 01 07 at 15.28.31
Karla Cecilia Perez, 32, (kiri), dokter di Meksiko yang mengalami lumpuh sebagian di lengan dan kaki beberapa jam setelah disuntik vaksin COVID-19 Pfizer. Foto/Time24.news.

SNT – Beberapa jam setelah disuntik vaksin COVID-19 Pfizer/BioNTech, Seorang dokter muda di Meksiko tiba-tiba menjadi lumpuh. Kejadian ini memicu otoritas kesehatan masyarakat setempat meluncurkan penyelidikan.

Karla Cecilia Perez (32) mengalami kelumpuhan sebagian di lengan dan pada kaki setelah beberapa jam menerima suntikan vaksin buatan Pfizer/BioNTech, pada 30 Desember 2020.

Dilansir Sindonews.com, Karla Cecilia Perez kemudian ditempatkan di unit perawatan intensif rumah sakit di Coahuila, di negara bagian Nuevo Leon. Dia juga mengalami kesulitan berbicara.

Terkait hal itu, keluarga Perez telah meminta lebih banyak penelitian setelah kejadian itu. Perez mengalami sejumlah kejang selain ruam kulit, lemah, dan kesulitan bernapas dalam waktu setengah jam setelah menerima vaksin.

Sejak itu, dia telah didiagnosis dengan encephalomyelitis (radang otak dan sumsum tulang belakang).

Saat ini Perez dalam kondisi stabil dan tidak lagi mengalami kejang, namun keluarganya telah menyerukan pengujian tambahan untuk memeriksa potensi efek samping tersembunyi dari vaksin vaksin COVID-19 Pfizer/BioNtech, serta analisis lebih lanjut tentang kondisinya untuk melihat apakah dia mengalami alergi yang mendasari yang mungkin telah memicu reaksi ekstrem.

“Kami tidak bersikeras bahwa itu disebabkan oleh vaksin. Namun, perlu diklarifikasi apakah ini terkait dengan inokulasi dengan vaksin. Kami tidak memperdebatkan bahwa itu adalah alasannya. Harus ada penelitian untuk memastikan,” kata Carlos Palestino, saudara ipar dokter perempuan itu, seperti dikutip Russia Today, Rabu (6/1/2021).

Sebelum inokulasi, Perez dikabarkan pernah mengalami reaksi alergi yang merugikan terhadap antibiotik trimetoprim dan sulfametoksazol yang dapat menyebabkan kejang, ruam kulit dan shock anafilaksis pada beberapa pasien.

Sebelumnya pada Desember 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mencatat setidaknya empat kasus kelumpuhan wajah parsial (Bell’s Palsy) pada penerima vaksin Pfizer.

Namun, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Meksiko, di antara semua penerima vaksin Pfizer/BioNtech dalam uji coba pada manusia, tidak ada kasus ensefalitis (pembengkakan otak) yang tercatat.

Perez tetap dalam observasi dan menjalani pengobatan termasuk steroid dan obat anti-kejang untuk mengurangi risiko berulangnya efek samping.

Keluarga Perez mengatakan bahwa mereka menyampaikan peringatan untuk menarik perhatian pada kasus tersebut dengan harapan bahwa dokter muda itu akan sembuh dan orang lain mungkin terhindar dari efek samping serupa, tetapi menekankan bahwa mereka tidak berusaha menghalangi masyarakat untuk divaksinasi. (**)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *