Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Turut Berduka Atas Meninggalnya Pendeta SAE Nababan

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan.

SNT, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Pendeta Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan.

Dilihat pada laman Facebooknya, Senin (10/5/2021), Anies Baswedan datang melayat.

Bacaan Lainnya

Turut berduka cita atas berpulangnya Pendeta Dr. Soritua Albert Ernst (SAE) Nababan, mantan Ephorus (pimpinan) Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang juga mantan Presiden Dewan Gereja-Gereja Sedunia. Bangsa ini kehilangan salah satu tokoh reformasi yang gigih memperjuangkan keadilan untuk mewujudkan perdamaian. Semoga Tuhan memberikan penguatan dan penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan,” tulis Anies Baswedan.

Baca Juga: Pendeta SAE Nababan Meninggal Dunia

Semasa hidup, Pendeta SAE Nababan dikenal sebagai tokoh agama nasional maupun internasional.

“Gereja-gereja di Indonesia kehilangan tokoh gereja yang sangat berpengaruh dalam gerakan Oikumene, baik di kancah nasional maupun internasional, dengan berpulangnya Pdt Dr Soritua AE Nababan, LLD,” kata Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom kepada wartawan, Sabtu (8/5/2021) kemarin.

Baca Juga: Penjelasan Netizen Terkait Pria Tarik Tubuh Perempuan dari Laut Sibolga

Pendeta SAE Nababan tutup usia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pukul 16.18 WIB.

Sebelumnya, dia dirawat beberapa hari akibat gangguan pernapasan. “Peran penting Nababan dalam gerakan Oikumene internasional adalah kegigihannya memperjuangkan keadilan lebih daripada sekadar perdamaian. Selama keadilan ekonomi utara-selatan tidak diperbaiki, perdamaian dunia tidak akan tercapai. Olehnya, beliau selalu mendesak Dewan Gereja se-Dunia untuk mengagendakan bantuan gereja-gereja di utara kepada gereja-gereja di selatan. Dan itu bukan sebagai hadiah, tetapi adalah hak dari negara-negara di selatan, karena telah diisap selama ini oleh ketimpangan utara-selatan,” kata Gomar Gultom.

Baca Juga: Dinamo Meledak, Dua Pekerja Kapal Terluka

Pendeta SAE Nababan lahir pada 1933, menempuh pendidikannya di Sekolah Tinggi Teologi Jakarta dan lulus pada 1956 dengan gelar Sarjana Teologia. Ia mendapat beasiswa dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Heidelberg dan lulus dengan gelar Doktor Teologia pada 1963.

Pada 1987-1998 ia menjabat sebagai Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), sebuah gereja beraliran Lutheran di Indonesia.

Baca Juga: 4 Pria Diamankan ke Polsek Pinangsori, Ini Kasus Mereka

Kemudian Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia pada 1967-1984 dan Ketua Umum MPH PGI pada 1984-1987. Pada Sidang Raya ke-9 Dewan Gereja-gereja se-Dunia di Porto Alegre, Brasil, pada 2006, ia terpilih menjadi salah seorang Presiden WCC. Ia meninggalkan istri, Alida Nababan, dan tiga anak serta enam cucu.

Baca Juga: Kapolda Sumut Tegaskan Media Mitra Strategis Polri

Berdasar informasi diterima, jenazah SAE Nababan akan dikebumikan besok, Selasa (11/5/2021) di Pemakaman keluarga di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Taput, Sumatra Utara (Sumut). (snt/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *