Perawat dan Bidan Berunjukrasa, Pelayanan Kesehatan di RSUD Panyabungan Terganggu

unras
Ratusan tenaga perawat, bidan, apoteker dan farmasi berunjuk rasa di halaman RSUD Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara. Foto/Liansah Rangkuti/sindonews.

Panyabungan – Pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, terlantar akibat ratusan perawat dan tenaga bidan menggelar aksi unjuk rasa di halaman rumah sakit, Rabu, 9 Mei 2018.

Aksi ini dilatarbelakangi untuk menuntut 5 bulan Tunjangan Penambahan Penghasilan (TPP) yang belum dicairkan pihak rumah sakit.

Bacaan Lainnya

Dalam orasinya, koordinator aksi, Siti Aisyah, tenaga Bidan Persalinan di RSUD Panyabungan mengatakan, jika uang TPP tersebut tidak dibayar, maka mereka akan mogok kerja.

“Kami akan terus melakukan aksi damai sampai uang TPP kami dibayar oleh pihak manajemen rumah sakit hari ini,” ucap Aisyah.

Ratusan perawat, bidan, apoteker dan Farmasi RSUD Panyabungan ini juga menuntut transparansi pihak manajemen terutama pengelolaan anggaran khususnya pembayaran uang TPP.

“Karena dari sebelum-sebelumnya uang TPP kami dibayar, kenapa di tahun 2018 ini, TPP kami yang sudah memasuki bulan kelima belum juga dibayar oleh pihak rumah sakit,” ujarnya.

Kemudian aspirasi mereka ditampung oleh Dokter Paisal.

“Kami harap para rekan-rekan untuk membuat aspirasi dan permintaan sebagai tuntutannya dibuat secara tertulis agar bisa dipertanggungjawabkan secara tertulis,” jelasnya.

Pengunjuk rasa pun bersikeras meminta dr Paisal meneruskan aspirasi mereka kepada Direktur RSUD Panyabungan Dr Bidasari.

“Iya ini akan kita sampaikan dulu kepada beliau, karena beliau sedang berada di Jakarta. Hasilnya kita akan tunggu bersama,” katanya.

Unjuk rasa ratusan tenaga perawat, bidan, apoteker dan farmasi ini sempat membuat pelayanan di RSUD Panyabungan sempat lumpuh. Para pasien pun mengeluhkan karena pelayanan RSUD terhambat.

Seorang pasien, Ibu Dewi yang sedang menggendong anaknya untuk berobat ke RSUD Panyabungan mengatakan, sudah hampir 3 jam menunggu untuk dilayani.

Namun sayang, tiap ruangan kerja tidak ada pegawainya.

“Saya sangat kecewa, karena sebelumnya tidak pernah kejadian seperti ini,” keluh Ibu Dewi, dilansir sindonews.com. (sn_snt_int)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *