BI Gelar Rakor TPID, Agustus Sibolga Deflasi 0,37 Persen

rapat koordinasi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga menggelar rapat koordinasi tim pengendali Inflasi daerah (TPID) di Graha Nauli BI Sibolga, Jl Ade Irma Suryani Sibolga, Kamis 6 September 2018. Foto: Dody irwansyah.

Sibolga – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sibolga menggelar rapat koordinasi tim pengendali Inflasi daerah (TPID) di Graha Nauli BI Sibolga, Jl Ade Irma Suryani Sibolga, Kamis 6 September 2018.

Wakil Walikota Sibolga Edi Polo Sitanggang mengatakan kegiatan ini merupakan upaya untuk memantapkan koordinasi dalam pengendalian inflasi daerah.

Bacaan Lainnya

“Langkah yang sudah kita lakukan harus kita evaluasi, kita cari terobosan baru yang sesuai dengan kondisi Kota Sibolga,” jelasnya.

Kepala KPw BI Sibolga Suti Masniari Nasution mengungkapkan, pada Juli lalu Kota Sibolga mengalami inflasi 0,62% (mtm).

Komoditas penyumbang inflasi bersumber dari cabai merah, daging ayam ras, telur, tomat dan beras. Pada Agustus 2018, Kota Sibolga mengalami deflasi 0,37% (mtm) didorong koreksi harga pangan.

Beberapa komoditas pangan mengalami penurunan harga seperti tomat buah, bawang merah, daging ayam ras dan cumi-cumi. Meski demikian komoditas cabai merah, harganya masih bertahan mahal sehingga memberi andil 1,03% terhadap inflasi.

Kadis Perindag Sibolga Robinhot Panjaitan mengatakan pihaknya rutin melakukan monitoring ke lapangan memantau harga-harga sembako.

“Saat ini harga minyak goreng kemasan sederhana naik Rp3.000, harga daging tetap Rp120.000 per kg, cabai merah naik Rp33.000 per kg dari Rp22.000,” ujar Robinhot.

Dia menambahkan, harga LPG 3 kg masih normal di Rp17.500, dan ketersediaannya mencukupi untuk Kota Sibolga dan untuk 3 bulan ke depan.

“Akan ada tambah satu agen lagi, diperkirakan tiga bulan ke depan kuotanya bertambah. Saat ini masih proses di Pertamina Medan,” imbuhnya.

Perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sibolga juga membenarkan bahwa pada Agustus 2018, Sibolga mengalami deflasi sebesar 0,37%, karena terjadinya penurunan nilai IHK dari 139,00 pada Juli menjadi 138,48 pada Bulan Agustus 2018.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh menurunnya nilai IHK pada sebagian besar kelompok pembentuk angka inflasi.

Kelompok bahan makanan mengalami penurunan indeks sebesar 1,31%. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,29% persen.

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami kenaikan indeks sebesar 0,05%. Kelompok sandang mengalami penurunan indeks sebesar 0,14%. Kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,20%. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga juga naik sebesar 0,01%.

Sedangkan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,16%. (Dody Irwansyah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *