SmartNews, Tapanuli – Berbicara soal mi instan kerap kali dikaitkan berdampak buruk bagi kesehatan. Namun sebenarnya ada beberapa tips sehat untuk mengonsumsi mi instan sehingga dampaknya tidak buruk.
Sebagaimana dilansir detikcom, baru-baru ini heboh kisah pria T asal Bogor yang divonis dokter tidak bisa mengonsumsi mi instan selamanya.
Pria tersebut mengidap radang kerongkongan hingga muntah darah dan dikhawatirkan kondisinya bisa menjadi kanker.
“Bahkan, rekor yang pernah gue alami adalah tiga kardus dalam waktu tiga minggu,” tulis T di akun Facebooknya yang kemudian viral.
Selanjutnya oleh ahli pencernaan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, pola makan tidak sehat yang dilakukan T, seperti mengonsumsi mi instan secara berlebihan bisa menyebabkan komplikasi masalah kesehatan.
“GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan,” ujar dr Ari, baru-baru ini.
Ini berbagai alasan yang membuat makan mi instan terlalu banyak dapat berakibat buruk bagi tubuh, dan cara mengakalinya.
Risiko penyakit jantung
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Journal of Nutrition, terungkap bahwa orang yang mengonsumsi mie instan dalam jumlah yang tidak wajar memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom metabolik, serangkaian gejala termasuk memiliki tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL yang rendah, dan peluang lebih tinggi penyakit jantung, diabetes dan stroke.
Sehingga penting untuk membatasi asupan mi instan agar terhindar dari penyakit. dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi menerangkan bahwa batas aman makan mi instan dalam sepekan adalah satu sampai dua kali.
“Jadi kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali misalnya dalam seminggu satu atau dua, masih oke, tapi ya jangan pagi, siang, sore, makan mi instan,” jelas dia.
Mengandung banyak garam
Jadi tidak mengherankan bila mi instan mengandung banyak garam, yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Hypertension pada tahun 2014, ditemukan bahwa konsumsi natrium makanan tinggi diakui sebagai salah satu faktor utama dalam tingkat kematian yang tinggi dalam 23 studi kasus terakhir.
Disebutkan bahwa natrium tambahan ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Lalu cara mengakali kandungan garam berlebihan dalam seporsi mi instan adalah dengan tidak menggunakan bumbu penyedapnya.
Agar tidak terasa hambar, ganti bumbu penyedap dengan kecap dan minyak wijen juga tambahkan sejumput garam untuk menambah cita rasa.
Sulit dicerna
Mi instan dapat ‘terjebak’ di sistem pencernaan sehingga proses pencernaannya bisa dilakukan selama berjam-jam. Hal ini tentu akan dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dikonsumsi terlalu cepat. Mi instan membuat proses pencernaan menjadi lambat.
Solusinya adalah, kandungan serat dalam mi instan juga sangat minim sehingga membuatnya sulit dicerna.
Dengan menambahkan sayuran seperti brokoli atau sayuran lain bisa membuat mi instan lebih ‘aman’ untuk dikonsumsi. Namun penting diingat, tak boleh berlebihan ya! (dtc_snt)