Unik, Cara Abang Becak di Sibolga Cegah Corona, Sering Diomelin Istri Hingga Dapat Bantuan dari Kapolres

Untitled 21
Berlin Marihot Silaban Menerima Bantuan dari Kapolres Sibolga AKBP Triyadi. (Dok_Istimewa)

SNT, Sibolga – Kapolres Sibolga AKBP Triyadi memberikan bantuan kepada seorang pengemudi becak bermotor (betor) yang peduli kesehatan di masa pandemi Corona (Covid-19).

Pengemudi betor ini bernama Berlin Marihot Silaban, sehari-harinya menjalankan aktivitasnya di Kota Sibolga, Sumatra Utara (Sumut).

Bacaan Lainnya

Kepedulian Berlin Marihot Silaban dengan kesehatan di masa pandemi Corona, lantaran dia ikut mengkampanyekan Protokol Kesehatan (Prokes).

Seperti apa kepedulian abang becak ini terhadap pencegahan Covid-19?

Pria berusia 40 tahun ini melengkapi berbagai fasilitas kesehatan di becak motornya itu mulai dari hand sanitizer, tisu, air galon untuk cuci tangan, sabun, masker, keranjang sampah, dan juga obat-obatan (P3K).

Selain itu, ayah dari dua orang anak ini juga membuat aturan tersendiri bagi penumpangnya. Di mana dia hanya mau membawa satu orang penumpang.

Kebijakan ini pun semakin memancing emosi sang istri. “Pokoknya lae, saya kena marah terus dari istri saya. Saya dibilang sok hebatlah, dianggap gila lah. Karena menurut istri saya pasti penumpang tidak mau naik becak saya, karena saya batasi jumlah penumpangnya. Lantas bagaimana kalau penumpangnya suami istri, atau penumpang yang membawa anak, apa mungkin dipisah penumpangnya. Pasti mereka akan mencari becak lain,” tutur Berlin Marihot kepada wartawan usai menerima bantuan dari Kapolres Sibolga, kemarin.

Berlin juga mengakui, bahwa kebijakannya untuk membatasi penumpang hanya satu orang, berdampak terhadap jumlah penumpangnya.

Tentu sangat berimbas terhadap cicilan becaknya setiap bulan. Nah, untuk mengantisipasi hal itu, Berlin pun memasang tempat duduk pada bagian belakang Betornya, sehingga ada jarak antara penumpang yang di depan dan yang di belakang.

“Karena jumlah penumpang yang merosot karena aturan saya itu, saya pun menyiasatinya dengan memasang tempat duduk pada bagian belakang becak. Sehingga bisa membawa penumpang dua orang dengan tetap mengatur jarak. Dan hasilnya lumayan, walau pun tidak sebanyak penumpang sebelum masa pandemi Covid-19,” terang Berlin.

Di sisi lain, betor milik Berlin memang tergolong unik. Pada bagian dinding becaknya dihiasi berbagai tulisan motivasi dan imbauan. Salah satunya, Jangan lupa pakai masker anda dan cuci tangan sebelum naik ke becak. Mari berdoa agar virus corona cepat musnah dari muka bumi ini.

Tulisan-tulisan itu diakui Berlin merupakan hasil pemikirannya sendiri sesuai realita di lapangan. Hanya saja ada yang menyindirnya bahwa apa yang dilakukannya hanya untuk mencari sensasi saja.

Terkait hal itu, pria yang sudah hampir 20 tahun menarik becak di Sibolga, tidak mau ambil pusing. Karena apa yang dilakukannya dengan mengkampanyekan protokol kesehatan dan memberikan edukasi kepada penumpang, adalah bentuk dukungan kepada pemerintah untuk mengurangi jumlah penderita Covid-19 di Indonesia, khususnya di Kota Sibolga.

“Tiga bulan pertama sejak saya gencar mengkampanyekan protokol kesehatan ini, masyarakat kurang peduli. Tetapi setelah jumlah penderita Covid-19 semakin bertambah, akhirnya masyarakat semakin mengerti dan menganggap apa yang saya sampaikan itu adalah realita. Dan dukungan dari masyarakat khususnya para penumpang saya atas upaya yang saya lakukan mendapat pujian dan jempol dari penumpang. Dari 20 penumpang, sekitar 16 orang memuji langkah yang saya lakukan. Dan itu terlihat dari masukan yang mereka berikan melalui kotak saran yang tersedia di becak saya,” ungkapnya.

Katanya, selain mendapat pujian, tidak sedikit para penumpang yang memberikan uang tips kepadanya.

Bagi Berlin uang tips itu sangat membantu setorannya ke rumah, apalagi di situasi pandemi saat ini. Bukan itu saja, Berlin juga memasang nomor ponselnya di becaknya, sehingga mempermudah penumpang untuk memesannya.

“Harapan saya, semoga pemerintah cepat mendapatkan obat atau vaksin atas wabah ini. Sehingga kita bisa beraktivitas seperti dulu lagi. Kalau dulu saya masih punya langganan becak, yaitu anak sekolah, tetapi sekarang tidak ada lagi, karena anak sekolah sudah belajar secara online. Dan kepada seluruh masyarakat, saya mengimbau agar kita benar-benar mematuhi protokol kesehatan, karena virus corona ini bukan “ecek-ecek” (main-main) melainkan nyata dan berbahaya,” pungkasnya.

Sementara itu salah seorang penumpang becak Berlin yang dimintai tanggapannya, mengaku bangga dengan upaya pencegahan Covid-19 yang dilakukan Berlin.

Kepada Berlin, Kapolres Sibolga berterimakasih dukungan yang diberikan guna mencegah penyebaran Corona di daerah itu.

“Terima kasih atas usaha dan perjuangan yg bapak lakukan bapak sebagai pelopor Protokol Kesehatan, semoga nantinya akan muncul pahlawan-pahlawan yang peduli dengan protokol kesehatan,” pungkas Triyadi. (snt_ril)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *