Pakar Ini Sebut COVID-19 Bukan Berasal dari China, Lalu Dari Mana? Ini Penjelasannya

corona
Ilustrasi. (FOTO: PIxabay)

SNT – Mantan epidemolog Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (DCD) China bernama Zeng mengatakan, virus Corona yang menjadi pandemi saat ini dikatakannya bukan berasal dari Wuhan, China. Lantas dari mana?

Zang mengatakan, bahwa virus itu hanya teridentifikasi pertama kali di kota tersebut. Hal itu diutarakannya pada konferensi akademik, yang dikutip dari South China Morning Post, Senin (23/11/2020).

Bacaan Lainnya

“Wuhan adalah tempat virus Corona pertama kali terdeteksi, tetapi bukan menjadi tempat asalnya (virus Corona),” kata Zeng dilansir laman detik.com.

Zeng mengutip sebuah penelitian di Italia yang menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 itu menyebar di Italia melalui individu tak bergejala, beberapa bulan sebelum dilaporkan di Wuhan padan Desember 2019 lalu.

Masih dalam konferensi pers tersebut, dikatakannya bahwa dalam studi tersebut juga ditemukan bahwa antibodi virus Corona terdeteksi dalam sampel darah yang dikumpulkan dalam uji coba skrining kanker paru antara September 2019 dan Maret 2020.

Dan menurut penelitian peer-review, 11,6 persen dari 959 relawan sehat sudah mengembangkan antibodi virus Corona sebelum bulan Februari.

Seperti Zeng, ahli epidemiologi CDC China saat ini yaitu Wu Zunyou juga mengatakan bahwa virus Corona itu bisa masuk ke negara tersebut melalui impor makanan laut beku atau produk daging.

“Penemuan ini hanya mendokumentasikan bahwa epidemi di China tidak terdeteksi tepat waktu,” kata Giovanni Apolone, direktur ilmiah National Cancer Institute sekaligus salah satu penulis dari studi tersebut. Ditemukan di China berkat sistem pemantauan pneumonia.

Zeng menjelaskan virus Corona pertama kali terdeteksi di Wuhan lewat pembentukan sistem pemantauan pneumonia yang didirikan setelah wabah sindrom pernapasan akut yang parah atau SARS 17 tahun lalu.

“China membangun sistem pemantauan terdepan di dunia untuk melaporkan pneumonia yang tidak diketahui sejak wabah SARS pada 2003. Berkat sistem ini, kami bisa menjadi yang pertama di dunia yang mengidentifikasi COVID-19,” kata dia.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menyebut, bahwa China akan terus ambil bagian dalam penelitian ilmiah untuk melacak asal dan rute penularan virus tersebut.

“China akan terus mengambil bagian dalam penelitian ilmiah global dalam melacak asal dan rute penularan virus, dan bekerja dengan komunitas internasional lainnya untuk berkontribusi pada kerja sama global dalam memerangi COVID-19 dan virus lainnya,” pungkasnya. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *