SNT, Taput – Proses pembelajaran tatap muka di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatra Utara (Sumut) sudah berlangsung hampir memasuki satu minggu.
Untuk melihat dan mengevaluasi prosesnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Taput, Bontor Hutasoit, melakukan monitoring ke SMP Negeri 3 Sipoholon, Senin (12/4/2021).
Digawangi Kepala Sekolah James Sitorus, Bontor Hutasoit sejak pagi langsung turun memantau siswa yang datang, apakah sudah melakukan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Selanjutnya Bontor turun melihat proses pembelajaran murid di kelas, baik pengaturan tempat duduk siswa.
Dalam kesempatan itu, Bontor mengapresiasi penerapan protokol kesehatan yang dilakukan di SMP Negeri 3 Sipoholon.
Namun, Bontor memberikan masukan berupa penambahan penerangan dalam ruangan kelas, masker agar setiap hari diganti demikian juga pakaian sekolah.
“Ganti maskernya setiap hari ya, kalau tidak ada saya minta sekolah juga menyiapkan masker, selain itu buku paketnya juga disediakan sehingga proses belajar mengajar lancar,” pintanya.
Bontor juga berharap agar guru memberikan tugas bagi siswa yang tidak datang ataupun berhalangan.
“Kalau ada siswa yang tidak datang karena sakit diberikan tugasnya ataupun alasannya tidak diijinkan orang tua tetap harus diakomodir karena tatap muka inipun ketika orang tua tidak mengijinkan anaknya, kita tidak boleh memaksa namun hak mereka wajib kita penuhi,” jelasnya.
Selain itu, Bontor berharap para siswa membawa minuman dan bontot ke sekolah.
“Imun kita harus kuat melawan penyakit, bawa bontot ataupun minuman dari rumah, jadi ketika jam istirahat bisa dikonsumsi,” pesannya.
Dia juga berharap di sekolah jangan kendur dalam penerapan protokol kesehatan. “Jangan kendor, ketika nantinya ada terjadi kasus maka Pemerintah Kabupaten kemungkinan akan kembali mengevaluasi ijin tatap muka terbatas,” pungkasnya.
Kepala Sekolah SMPN 3 Sipoholon, James Sitorus memaparkan dalam mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas dimana sekolahnya masuk dalam 61 sekolah yang diijinkan.
James menyebutkan dari jumlah siswa 257 dengan 9 Rombongan Belajar (Rombel) diterapkan dua shift dari kelas 7 hingga 9.
“Jadi maksimal satu ruangan diisi 18 siswa dengan satu siswa satu bangku, perkelas dilengkapi hand sanitizer, wajib pakai masker dan ketika datang ditermogun serta wajib cuci tangan,” paparnya.
Dan untuk mengawasi, James menyebutkan sejak awal telah dibentuk satuan tugas sekolah.
“Satgas yang dibentuk melaporkan setiap hari proses pembelajaran tatap muka, dan ada jam istirahat 30 menit dimanfaatkan siswa dengan tetap menjaga serta bagi siswa yang tidak masuk kita tetap berikan tugasnya diantar guru,” katanya.
James dalam kesempatan itu mengapresiasi pemberian ijin tatap muka terbatas oleh Bupati Taput serta Kepala Dinas Pendidikan.
“Terima kasih Pak Bupati yang telah memberikan ijin sekolah kami tatap muka terbatas dan juga Pak Kadis yang terus mendorong serta memotivasi kami tetap menjaga protokol kesehatan,” James menambahkan. (ren)