SNT, Jakarta – Sebuah video menunjukkan pria berseragam Pemprov DKI Jakarta hendak melakukan tes usap (swab test) ke seorang pria berkaus cokelat. Namun tetiba saja petugas swab test yang bermasker dobel itu mencium pria yang sedang dilayaninya. Video ini viral di internet.
Melansir detikcom, video berdurasi 7 detik ini beredar di media sosial pada Sabtu (3/7/2021).
Tampak dalam video itu, awalnya pria yang hendak dites bersiap untuk menerima colokan alat swab test.
Baca Juga: BMKG: Sumber Aktivitas Kegempaan di Samosir Masih Diteliti
Pria berkaus cokelat itu menurunkan maskernya, sedikit mendongakkan kepala, namun terlihat menutup mata. Petugas pria yang berseragam putih berlambang Pemprov DKI Jakarta di lengah kirinya kemudian berkata ke orang yang akan ditesnya itu, “Jangan sedih.”
“Cup,” demikian bunyi kecupan petugas swab test ke pria yang hendak dia tes. “B***! Lu becanda mulu, ah!” kata pria yang dites karena kaget dengan kecupan petugas pria itu.
Baca Juga: Ngaku Pernah Dipelet, Maria Vania: Jadi Cinta Banget Sama Dia, Padahal Bukan Tipeku
Sontak orang-orang di sekitarnya tertawa. Pria di belakangnya yang berkaus hitam terlihat tertawa juga, maskernya turun membuka bagian mulut dan lubang hidung.
Belum jelas betul apakah pria berseragam Pemprov DKI itu adalah betul-betul petugas dari Pemprov DKI atau bukan.
“Dinas Kesehatan DKI akan melacak video yang viral itu,” demikian kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia saat dimintai tanggapan atas video tersebut.
Baca Juga: Anak yang Hilang Cari Durian Tengah Malam di Hutan Ditemukan, Paranormal Menduga Dibawa ‘Homang’
Dwi memastikan perilaku pengetesan seperti itu berisiko menularkan virus Corona. Seharusnya pengambilan spesimen lewat swab test memperhatikan kelengkapan APD.
“Maka orang yang mengambil spesimen ya harus benar, harus proper. Tidak boleh bercanda,” kata Dwi.
Bacc Juga: Duh, Calon Siswa SMP Kelas Unggulan di Sibolga Dikutip Uang Seragam?
“Pada saat gejala sakit, maka lakukanlah pemeriksaan swab. Banyak orang yang menunda-nunda, tahu-tahu dia sudah menularkan ke anggota keluarga. Padahal varian Delta yang ada saat ini lebih mudah menular,” Dwi menambahkan. (dtc/snt)