Saat Tekanan Darah Naik, Lakukan Ini Agar Tak Jadi Hipertensi

ilustrasi
Ilustrasi Pemeriksaan Kesehatan. FOTO: istimewa_okezone.

PENYAKIT hipertensi dan ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah bukan hal yang asing lagi didengar. Bahkan banyak yang menganggap enteng keadaan ini. Akan tetapi kondisi itu dapat menyebabkan penyakit kronis yang berujung pada komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, ginjal, bahkan gangguan pembuluh darah.

Tekanan darah merupakan tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Jumlah yang disebutkan pertama saat pemeriksaan adalah tekanan darah saat jantung berdenyut. Sedangkan angka selanjutnya merupakan tekanan jantung saat beristirahat.

Bacaan Lainnya

Angka tekanan darah Normalnya tekanan darah berada di angka 120/80 mmHg. Namun, jika tekanan darah atas (sistolik) sebesar 120-139 mmHg atau tekanan darah bawah (diastolik) sebesar 80-89 mmHg, maka dapat dikatakan tekanan darah naik ke tahap prehipertensi.

Berdasarkan Joint National Committee (JNC), Hipertensi diketahui setelah dua kali pemeriksaan dan hasilnya masih tetap di atas rata-rata normal. Hipertensi tahap 1 ada pada 140-159 mmHg dan tahap 2 ada pada 160-179 mmHg.

Tekanan darah naik ini dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena genetik dari orang tua. Mereka yang memiliki penyakit hipertensi juga memiliki kemungkinan besar menurunkan penyakitnya ke anak-anak mereka Gaya hidup yang banyak melibatkan alkohol, makanan cepat saji, stres, dan kurang tidur dapat meningkatkan kemungkinan tersebut menjadi lebih besar.

Namun, pada kenyataannya hampir 90% kasus hipertensi yang ada tidak diketahui penyebabnya secara pasti dan juga tidak menunjukkan gejala yang khas. Pencegahan hipertensi Hipertensi dapat terjadi pada wanita dan juga pria, dan lebih banyak menyerang mereka yang berusia di atas 40 tahun.

Meski demikian, tidak berarti kelompok usia muda bisa terbebas dari ancaman penyakit ini. Semua orang tahu bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati.

Cara mencegah terjadinya hipertensi dapat dilakukan dengan cara-cara dibawah ini.

1.Mengubah gaya hidup Segala hal yang dilakukan dapat memiliki dampak positif maupun negatif, tergantung dari bagaimana pola hidup yang Anda terapkan. Jadi, ubahlah keseharian Anda menjadi lebih sehat agar terhindar dari hipertensi.

2.Rutin berolahraga Olahraga teratur yang dilakukan minimal 30 menit setiap hari dapat membantu memperlancar peredaran darah seperti joging, bersepeda, berenang, aerobik.

Namun kalau tidak sempat sekalipun, olahraga dapat dilakukan dengan kegiatan di rumah sehari-hari seperti menyapu, mengepel, naik turun tangga, jalan kaki mengelilingi komplek rumah.

3.Atur konsumsi makanan

Disarankan untuk memperbanyak asupan sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan makanan sumber protein lain yang rendah lemak. Perbanyak juga makanan kaya potasium. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh seperti gorengan atau makanan cepat saji. Batasi juga asupan garam atau natrium. Cara tersebut dapat membantu mengontrol tekanan darah.

4.Jaga berat badan ideal

Sesuai dengan penelitian, mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, berisiko tekanan darahnya lebih mudah meningkat dan terkena hipertensi.

5.Kurangi stres Rutinitas kerja atau kegiatan di sekitar yang memicu timbulnya stres dapat meningkatkan darah tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan jalan-jalan, berkumpul dengan keluarga, atau melakukan kegiatan favorit Anda.

6.Batasi minuman alkohol dan rokok Kandungan nikotin dalam rokok dapat melukai dinding pembuluh darah dan mempercepat proses perusakan arteri. Sehingga, risiko terkena hipertensi dan penyakit berbahaya lainnya lebih besar.

7.Atur pola tidur yang baik Gangguan tidur seperti insomnia dapat meningkatkan risiko terkena hipertensi. Jadi, aturlah pola tidur Anda sebaik mungkin. 8.Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin Saran ini berlaku untuk siapa saja. Tetapi, terlebih lagi mereka yang berusia di atas 40 tahun, periksakan keadaan tubuh Anda 1-2 kali dalam setahun. (sumber artikel: klikdokter.com)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *