SmartNews, Sibolga – Sebanyak 80 suara caleg partai Gerindra dilaporkan “menghilang” dari dua tempat pemungutan suara (TPS) di Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga, pada Pemilu 2019.
Karena merasa dirugikan, pengurus Partai Gerindra Kota Sibolga menggelar konferensi pers terkait dugaan kecurangan Pemilu 2019, di sekretariatnya di Jalan SM Raja Sibolga, Selasa (23/4/2019).
“Terhadap temuan ini, kami segera membuat laporan ke KPU dan Bawaslu. Kami menduga, kejadian ini tak hanya terjadi di 2 TPS, bisa saja terjadi di TPS lainnya,” kata Ketua Badan Pemenangan Cabang Partai Gerindra, Bangun Banjarnahor didampingi sekretaris Hendra Sahputra.
Pihaknya juga menduga, KPPS menyampaikan model C-1 yang tidak sesuai hasilnya kepada KPU sebagai bahan rekapitulasi sementara dan sudah diterbitkan di situs resmi KPU RI.
Hendra Sahputra mengatakan, partai Gerindra kehilangan 40 suara di TPS 2 dan 40 suara di TPS 21 Kelurahan Aek Parombunan.
Di TPS 2 Kelurahan Aek Parombunan, sesuai rekapitulasi model C-1 yang diterima saksi partainya, Gerindra memeroleh 60 suara, terdiri dari suara partai (2) Andika Pribadi (2), Hendra Sahputra (43), Maria Magdalena Nasution (1), Putri Mey Suryani Pasaribu (1), Yasran (9).
Namun ternyata, data ini berbeda dengan model C-1 dari partai lain. Pada rekapitulasi C-1 milik PKS, suara Hendra Sahputra dibuat KPPS cuma 3, sehingga 40 suara hilang.
“Dari Golkar 43, PKS 3, PBB 43, Gerindra 43, dan sesuai dengan real count KPU, setahu kami KPU hanya merekap 3 suara,” bebernya.
Kemudian di TPS 21, partai Gerindra meraih 51 suara. Rinciannya, suara partai (2), Andika Pribadi (1), Hendra Sahputra (40), Wisnu Irwansyah (2), Yasran (6).
“Tetapi dengan model C-1 yang sama dari Golkar, suara saya jadi nol. Ironisnya, tertulis angka nol (0) di situ. Sementara, caleg lain yang tidak meraih suara diberi tanda silang,” imbuhnya.
Dengan temuan ini, partai Gerindra jelas dirugikan dan kehilangan 80 suara di dua TPS, dan ini bukan suara yang sedikit. Kalau nantinya terbukti ada penyimpangan manipulasi data, maka diminta KPPS diberi sanksi pidana administrasi dan pidana hukum.
“Saya selaku caleg partai Gerindra siap kalau memang kita menang dengan cara-cara jujur dan santun. Tapi kalau dengan manipulasi dan kecurangan dengan pengurangan suara, maka kami partai Gerindra akan melawan,” tegasnya.
Dia menambahkan, partai Gerindra sudah membentuk tim investigasi dan saat ini sedang berlangsung perhitungan di tingkat kecamatan.
Pihaknya juga sudah menginventarisasi seluruh kelurahan dan bila ada temuan berikutnya, maka KPPS yang mencoba merobah data akan berhadapan dengan hukum.
“Kita minta jangan ada Pemilu curang, jangan ada intimidasi, jangan ada manipulasi data. Kami juga protes bahwa banyak kotak suara yang menginap di TPS, mestinya semua dokumen itu harus dilaporkan ke KPU. Kita menduga bisa saja dilakukan manipulasi atau menambah suara partai tertentu,” pungkasnya. (snt)